Kemenko Marves Ungkap Pekerjaan Rumah Indonesia untuk Capai Transisi Energi
Deputi Koordinator Infrastruktur dan Transportasi, Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan, Indonesia masih memiliki beberapa pekerjaan rumah untuk mencapai target transisi energi. Salah satunya yang harus segera diselesaikan adalah penggunaan bahan bakar fosil Indonesia yang masih mencapai 86 persen.
Adapun penggunaan energi fosil di Indonesia terkonsentrasi pada tiga sektor, yaitu listrik dengan penggunaan batubara untuk pembangkit listrik, penggunaan BBM untuk transportasi, dan penggunaan batubara untuk proses industri.
"Jadi hal-hal ini jika kita bisa pecahkan, kita sudah 75% menyelesaikan perjalanan kita. Untuk listrik, secara umum Indonesia berada dalam posisi yang cukup baik," ujar Rachmat dalam acara Road to Indonesia International Sustainability Forum 2024, Jakarta, Kamis (22/8).
Rachmat mengatakan, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sebesar 73 gigawatt (GW) menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pasalnya, pemanfaatan EBT tersebut sangat jomplang bila dibandingkan dengan potensi yang ada sebesar 3.600 GW.
Menurutnya, pekerjaan yang harus diselesaikan mengenai bauran EBT adalah dengan membuat transmisi atau sistem yang bisa menerima listrik dari energi matahari, angin yang memiliki variabel sedikit berbeda dengan energi berbasis fosil.
"Ini butuh sistem teknologi yang sedikit berbeda dengan bahan bakar berbasis fosil dan tidak kalah pentingnya kita juga perlu membangun industri rantai pasok yang mendukung pembangunan energi berkelanjutan ini," ungkapnya.
Rachmat menegaskan, pemerintah mendorong dan mendukung pembangunan industri dan rantai pasok bahan baku pembangkit EBT di dalam negeri.
"Karena alangkah sayangnya, jika Indonesia hari ini adalah negara yang mandiri secara energi, kemudian nanti dia bergantung terhadap imported sollar panel, imported batteries dan sebagainya," ucapnya.