Di COP29, Bos Pupuk Indonesia Ungkap Proyek Hibrida Amonia Hijau Pertama Dunia

Image title
12 November 2024, 10:56
Talkshow Pupuk Indonesia di COP29
Pupuk Indonesia
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, memaparkan rencana pembangunan proyek hibrida amonia pertama di dunia di ajang KTT Iklim PBB atau COP29 di Baku, Azerbaijan. Pupuk akan membangun Green Ammonia Initiative from Aceh (GAIA) guna membantu pemerintah Indonesia dalam melaksanakan transisi energi hijau dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Rahmad mengatakan proyek tersebut akan memanfaatkan pabrik amonia Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh. Selain memproduksi amonia dari bahan baku gas alam, pabrik ini juga akan menghasilkan amonia hijau dari hidrogen yang dihasilkan lewat proses elektrolisis air.

“Proyek GAIA bukan hanya upaya meningkatkan efisiensi penggunaan aset yang ada, namun juga inovasi kami dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan, perekonomian, bahkan mendukung ketahanan pangan dan energi,” ujar Rahmad dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (12/11).

Rahmad mengatakan, Indonesia berpotensi menjadikan amonia hijau sebagai komoditas strategis jika diproduksi secara konsisten. Amonia hijau berpotensi memiliki nilai ekonomis tinggi seiring meningkatnya permintaan global.

Untuk dapat merealisasikan proyek tersebut, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan dua perusahaan asal Jepang, Toyo Engineering Corporation dan ITOCHU Corporation, dalam sebuah joint venture yang mendukung rantai nilai produksi dan distribusi amonia hijau. Project GAIA diharapkan dapat menjadi solusi energi bersih yang berdampak positif secara global dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta transisi energi hijau dunia.

Dalam ekosistem Proyek GAIA, Rahmad mengatakan, listrik untuk menghasilkan hidrogen hijau berasal dari sumber energi terbarukan yang dipasok PLN, teknologi rancang bangun atau EPC dari Toyo, serta dukungan rantai pasok bahan bakar kapal dari ITOCHU. Proyek GAIA juga ditujukan untuk mempercepat hilirisasi industri kimia di Indonesia, dengan pendekatan yang mendukung keberlanjutan melalui energi terbarukan.

"Di masa depan, model bisnis ini dapat direplikasi di fasilitas-fasilitas produksi amonia lain di Indonesia, bahkan internasional, mendukung hilirisasi berkelanjutan dengan memanfaatkan energi hijau," ujarnya.

Rahmad mengatakan, proyek GAIA diprediksi dapat berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Selain mendatangkan investasi, proyek ini dipastikan juga dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi hijau. Jika dilihat secara jangka panjang, Proyek GAIA dapat diperluas ke fasilitas produksi amonia lain di Indonesia bahkan mancanegara.

Perluasan model bisnis Proyek GAIA pada fasilitas produksi amonia Pupuk Indonesia Group diharapkan dapat menjamin pasokan bahan baku pupuk ramah lingkungan. Sebagaimana diketahui, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, yang menjadi lokasi Project GAIA, menyediakan infrastruktur yang mendukung investasi hijau dan mempercepat realisasi potensi ekonomi dari proyek ini.

Rahmad menambahkan, Project GAIA, dapat mendorong Pupuk Indonesia berada di garis terdepan inovasi teknologi rendah karbon. "Inisiatif ini tak hanya menjadi milestone bagi dekarbonisasi industri pupuk nasional, tetapi juga berpotensi menjadi model bagi negara lain yang ingin mengembangkan green ammonia,” kata Rahmad.

Reporter: Djati Waluyo

Liputan khusus COP 29 Azerbaijan ini didukung oleh:

Logo sponsor

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...