Kementerian ESDM: Proyek EBT Tak Jadi Prioritas Danantara, Dahulukan Migas

Image title
11 Maret 2025, 14:38
Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, saat menjadi pembicara kunci dalam acara Katadata Sustainability Action For The Future Economy (SAFE) 2024, di Jaka
Fauza/Katadata
Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, saat menjadi pembicara kunci dalam acara Katadata Sustainability Action For The Future Economy (SAFE) 2024, di Jakarta Kamis (8/8).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)mengatakan prioritas utama investasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) adalah proyek yang terkait dengan minyak dan gas. Dengan begitu, maka proyek-proyek infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT) belum menjadi prioritas utama dari program Danantara dalam waktu dekat.

 Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan sesuai arahan Menteri ESDM program yang akan diakselerasi pertama melalui Danantara adalah Migas.

“Karena kita kekurangan gas banyak kan ini untuk percepatan juga untuk pelaksanaan RUPTL dan masa transisi gasnya harus banyak,” ujar Eniya saat ditemui, di Jakarta, Selasa (11/3).

Eniya mengatakan saat ini Kementerian ESDM tengah mencari beberapa proyek EBT yang dapat diajukan untuk menerima investasi dari program Danantara.

“Kita masih mengidentifikasi apa yang mau diusulkan jadi khusus untuk EBT kemarin arahan dari Pak Menteri artinya gelombang 2,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar rendah karbon seperti pengembangan bahan bakar minyak (BBM) yang dicampur dengan minyak nabati, serta bioavtur.

Eniya mengatakan Kementerian ESDM masih mengidentifikasi terkait nilai dan investor yang akan membangun infrastruktur pembangkit listrik hijau seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

"Kita sedang identifikasi dulu, misalnya sudah ada belum investor (yang minat). Kita sedang tanya-tanya dan sedang dibahas PLTP lalu PLTA," ucapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...