Kementerian ESDM Bakal Bentuk Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi

Tia Dwitiani Komalasari
12 Maret 2025, 14:48
PLT Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan paparan pada acara Katadata Indonesia Policy Dialogue di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Katadata/Fauza Syahputra
PLT Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan paparan pada acara Katadata Indonesia Policy Dialogue di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyampaikan sedang menyusun direktorat baru yang akan ditambahkan ke struktur organisasi Kementerian ESDM guna mempercepat transisi energi.

“Kami di internal sekarang sedang melakukan penyusunan struktur organisasi baru untuk mendorong upaya transisi energi agar bisa lebih cepat,” ucap Dadan dalam Sosialisasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2025, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (11/3).

Direktorat baru tersebut merupakan pecahan dari Direktorat Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT), yang saat ini bertanggung jawab terhadap 10 jenis EBT. Kesepuluh EBT tersebut meliputi pembangkit listrik tenaga air, minihidro, mikrohidro, tenaga surya, tenaga bayu, arus laut, sampah, surya atap, surya terapung, dan gasifikasi batubara.

“Aneka EBT ngurusin 10 jenis EBT selain panas bumi dan selain bioenergi. Sepuluhnya itu ada di Aneka EBT. Kami lagi berpikir untuk memecah supaya ada direktur yang baru di situ,” kata Dadan.

Dadan berencana untuk memasukkan direktorat baru tersebut di bawah Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Pasalnya arah  transisi energi cenderung kepada kelistrikan.

“Jadi, kami juga sedang melihat di Ditjen Gatrik, apakah secara struktur memungkinkan (untuk ditambah) karena di sana baru ada tiga direktur. Kami sedang mengkaji satu direktorat baru untuk mendukung upaya-upaya percepatan transisi energi,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dadan juga menyampaikan bahwa pemerintah tetap menjaga komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. Pencapaian Net Zero Emission 2060 dapat meningkatkan daya saing Indonesia di internasional.

“Banyak yang udah bilang bahwa kalau kita tidak mendorong EBT, daya saing kita akan turun,” kata Dadan.

Ia merujuk kepada pesatnya perkembangan perekonomian di Vietnam. Menurut Dadan, penyebab tingginya industri yang bergerak ke Vietnam karena negara tersebut dapat menyediakan energi yang lebih bersih daripada Indonesia.

“Tetapi kita punya kesempatan untuk merebut kembali posisi itu,” ucap Dadan.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...