Gandeng IFC, Pemerintah Atasi Darurat Sampah dengan Mengubah Jadi Energi Listrik


Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) menggandeng International Financial Corporation (IFC) yang merupakan anggota World Bank Group untuk berdiskusi dalam menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia.
Menko Infra, Agus Harimurti Yudhoyono, mengatakan upaya tersebut dilakukan karena di beberapa wilayah Indonesia mengalami darurat penanganan sampah.
“Bekerjasama dengan pihak World Bank, yang ada di Indonesia. Khususnya dengan IFC, International Financial Corporation, dan kita berharap untuk mencari solusi bersama untuk penanganan sampah,” ujar Agus saat ditemui di Jakarta, Rabu (23/4).
Agus mengatakan tugas dari Kemenko Infra dalam penanganan sampah di Indonesia adalah menyediakan infrastruktur untuk mengolah sampah hingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam bentuk listrik. Dia menjelaskan memanfaatkan sampah menjadi energi listrik merupakan salah satu solusi yang dilaksanakan beberapa negara di dunia.
Namun, untuk dapat mengimplementasikanya masih terdapat beberapa tahap yang harus diselesaikan. Pemerintah perlu memperkuat regulasi sebelum mengaplikasikan pemanfaatan sampah menjadi listrik melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Indonesia.
“Termasuk juga kita harus memilih teknologi yang tepat sasarannya. Tidak semua harus menggunakan teknologi tingkat tinggi karena sesuai dengan skalanya,” ujarnya.
Agus mencontohkan Jakarta dapat memproduksi sampah sebesar 8.000 ton. Selain itu ada juga kota yang hanya menghasilkan sampah sebesar 1.500 sampai 2.000 ton atau bahkan lebih sedikit dari itu. Dengan begitu, maka diperlukan adanya saran dan masukan dari beberapa pemerintah daerah untuk dapat menyesuaikan kebijakan dan teknologi yang dapat digunakan di wilayah tersebut.
“Nah inilah yang kita harapkan dengan bermitra, dengan World Bank dan juga IFC ini mudah-mudahan akan semakin efektif penanganan sampah ke depan,” ungkapnya.