Cina, Jepang, hingga Australia Pimpin Investasi Transisi Energi di Asia Tenggara

Image title
20 Mei 2025, 17:50
transisi energi, energi bersih
123RF.com/Pop Nukoonrat
Lembaga thinktank yang bergerak di bidang energi bersih, Zero Carbon Analytics (ZCA), mengungkapkan Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Australia memimpin investasi transisi energi di negara-negara Asia Tenggara.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Lembaga thinktank yang bergerak di bidang energi bersih, Zero Carbon Analytics (ZCA), mengungkapkan Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Australia memimpin investasi transisi energi di negara-negara Asia Tenggara. 

Laporan terbaru ZCA berjudul "The Race to Invest in Southeast Asia's Green Economy” menunjukkan aliran investasi energi bersih dan keterlibatan kebijakan strategis keempat negara tersebut dalam membentuk transisi energi di Asia Tenggara.

Laporan tersebut mengungkapkan Cina menjadi negara dengan pembiayaan terbesar untuk investasi energi bersih di Asia Tenggara pada periode 2013-2023 dengan mengucurkan dana sebesar US$ 2,7 miliar (Rp 44,55 triliun, dengan kurs Rp 16.430 per US$) ke berbagai proyek di lima negara Asia Tenggara.

Peneliti ZCA Yu Sun Chin mengatakan, negara lainya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia juga terus memperkuat pengaruh mereka di pasar energi bersih Asia Tenggara.

“Kajian berfokus di lima negara penerima investasi: Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan dan memiliki komitmen untuk mempercepat transisi ke energi dan teknologi hijau,” ujar Yu Sun dalam keterangan tertulis, Selasa (20/5).

Meski Cina mendominasi di seluruh investasi dan perdagangan teknologi bersih, Korea Selatan telah mengambil alih ceruk ekspor komponen baterai dan Jepang mengambil pasar investasi tenaga surya.

“Negara-negara ini memiliki peluang menjanjikan untuk memperluas investasi energi bersih mereka di seluruh Asia Tenggara, yang merupakan kawasan dengan ekonomi yang terus tumbuh dan memiliki potensi energi terbarukan melimpah,” ujarnya.

Jepang Memimpin JETP

Dia menjelaskan, pada laporan tersebut Jepang memimpin kerangka pembiayaan yang menyasar transisi energi Asia Tenggara, seperti kesepakatan Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Energy Transition Mechanism (ETM).

Jepang menjadi pemimpin bersama pembiayaan JETP senilai total US$ 20 miliar (Rp 328 triliun) di Indonesia dan mendukung JETP Vietnam. Pada 2021, Jepang juga berkomitmen mengucurkan US$ 25 juta (Rp 410 miliar) melalui ETM untuk mempercepat penghentian operasi lima hingga tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia, Filipina, dan Vietnam.

“Jepang juga merupakan investor terbesar untuk panel surya dan panas bumi di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, dengan investasi mencapai US$ 1,3 miliar pada 2013 dan US$ 142 juta pada 2023. Jepang juga menjadi pemasok terbesar bus dan kendaraan listrik di Filipina,” ucapnya.

Sementara itu, Korea Selatan merupakan eksportir terbesar komponen baterai ke Malaysia senilai US$ 143,37 juta (Rp 2,35 triliun) dan Indonesia US$ 52,99 juta (Rp 859 miliar). Korea Selatan juga menjadi eksportir terbesar kedua baterai kendaraan listrik di Indonesia, setelah Cina.

Adapun Australia berinvestasi pada proyek jaringan transmisi listrik, seperti Australia-Asia Power Link yang akan mengekspor energi surya ke Singapura melalui Indonesia.

Yu Sun menjelaskan potensi ekonomi yang terus tumbuh dan posisi geopolitik Asia Tenggara menjadi daya tarik bagi para investor ini. Sebagai contoh, Cina telah mengumumkan bahwa kendaraan listrik, baterai litium-ion, dan surya menjadi penopang pertumbuhan yang baru, yang berarti mereka melihat energi bersih sebagai mesin ekonomi utama.

“Melalui pertumbuhan investasi dan perdagangan di Asia Tenggara, sektor-sektor tersebut menjadi jalur kunci memperkuat kerja sama bilateral dan memperluas pengaruh di kawasan,” ungkapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...