IESR dan Pemprov Pasang PLTS di Tiga Desa di Bali
Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama Pemerintah Provinsi Bali meresmikan empat instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di tiga desa, dengan total kapasitas 15,37 kWp.
Keempat PLTS tersebut dipasang di beberapa titik, seperti Kantor Perbekel Desa Banjarasem di Kabupaten Buleleng dengan berkapasitas 3,48 kWp dengan baterai 4,8 kWh. Kapasitas yang sama juga dipasang untuk pompa air di Desa Baturinggit, Kabupaten Karangasem.
Sementara itu, Desa Batununggul di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung menerima dua instalasi yaitu PLTS dengan kapasitas PLTS 5,95 kWp dan baterai 4,8 kWh di Kantor Camat Nusa Penida, serta PLTS 2,46 kWp dengan baterai 5,12 kWh di SD Negeri 1 Batununggul.
“Pemasangan PLTS ini merupakan bagian inisiatif IESR untuk Desa Berbasis Energi Terbarukan di Bali dalam kerangka Bali Net Zero Emission (NZE) 2045,” kata Chief Executive Officer (CEO) IESR, Fabby Tumiwa dalam pernyataan resmi, Kamis (28/8).
Berdasarkan analisis IESR, Bali memiliki potensi energi surya mencapai 22 GW. Namun, pemanfaatannya hingga saat ini masih kurang dari satu persen.
“Pemanfaatan energi surya di desa untuk aktivitas masyarakat dan pelayanan publik merupakan langkah awal mewujudkan kemandirian energi Bali serta memberdayakan masyarakat dalam transisi energi yang dimulai dari desa,” terang dia.
Fabby juga menyampaikan, IESR menginisiasi Desa Berbasis Energi Terbarukan sebagai bagian dari inisiatif Bali NZE 2045. Sejak Juni 2025, IESR melakukan pendampingan di tiga desa yaitu Baturinggit, Banjarasem, serta Batununggul. Hingga Agustus 2025, dengan dukungan pemerintah desa, BUMDes, partisipasi aktif masyarakat, serta Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, telah terlaksana sosialisasi, pelatihan, dan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di tiga desa tersebut.
Tiga sistem PLTS telah beroperasi sejak Juli 2025, sementara PLTS dan sistem penyimpanan daya berbasis baterai (Battery Energy Storage System, BESS) di Kantor Camat Nusa Penida direncanakan beroperasi penuh pada September 2025.
Fabby juga menyebutkan pendanaan PLTS berasal dari lembaga filantropi, ViriyaENB, yang mendukung inisiatif Bali Emisi Nol Bersih 2045 sejak 2023 lalu. Fabby menyatakan kehadiran PLTS di tiga desa ini dapat menjadi contoh bahwa kebutuhan energi pada skala desa dapat dipenuhi melalui energi terbarukan, selaras dengan filosofi Tri Hita Karana.
“PLTS dan baterai di tiga desa tersebut telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan manfaat jangka panjang bagi warganya,” terang dia.
Misalnya, di Desa Baturinggit, PLTS mendukung kebutuhan listrik pompa air PAMSIMAS desa yang vital bagi 150 kepala keluarga. Pengelolaannya ditangani langsung oleh BUMdes dengan penanggung jawab yang telah mendapat pelatihan teknis untuk operasi dan perawatan.
“Selain menekan biaya listrik, warga dapat merasakan langsung kebutuhan airnya dipasok dari energi terbarukan,” ucap Fabby.
Selanjutnya, di Desa Banjarasem, PLTS yang terpasang di Banjar dan Kantor Kepala Desa Banjarasem akan mendukung pelayanan dan aktivitas publik di balai desa. PLTS ini dikelola oleh BUMDes dengan penanggung jawab resmi yang sudah dilatih.
“Kehadiran PLTS juga akan meringankan beban tagihan listrik desa 50%-60% sehingga anggaran desa untuk pembayaran listrik dapat lebih hemat, dan hasil penghematan dialihkan untuk kegiatan produktif warga desa,” kata Fabby.
Tidak hanya untuk mendukung target Nusa Penida 100% energi terbarukan pada 2030, pemasangan PLTS dua lokasi yaitu Kantor Camat dan SD Negeri 1 Batununggul akan melancarkan pelayanan publik dan kegiatan belajar mengajar. Kedua lokasi ini juga mempunyai penanggung jawab teknis yang terlatih untuk memastikan pengelolaan PLTS berlangsung dengan baik dan awet terawat.
