Indonesia Dorong Kolaborasi ASEAN untuk Transisi Energi dan Pertumbuhan Ekonomi
Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan pemerintah Indonesia akan memperkuat peran ASEAN dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, transisi energi bersih, serta memperkokoh ketahanan kawasan terhadap tantangan global.
“Indonesia terus memastikan agar prioritas ASEAN seperti ketahanan rantai pasok, transformasi digital, keamanan pangan dan energi, serta pertumbuhan inklusif tetap menjadi pusat perhatian dalam agenda global,” ujar Edi dalam acara ASIAXCHANGE25, Senin (6/1).
Menurutnya, Indonesia berperan penting sebagai jembatan antara ekonomi maju dan negara berkembang, membuka peluang bagi ASEAN untuk mengakses pembiayaan global, transfer teknologi, serta penguatan kapasitas dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan ekonomi dunia.
Edi menjelaskan bahwa berbagai inisiatif dalam kerangka kerja G20 seperti keuangan berkelanjutan, ekonomi digital, dan transisi energi dapat diadaptasi dan diperluas ke negara-negara ASEAN.
“Kerangka G20 dapat diadopsi dan diperluas ke seluruh negara ASEAN untuk memperkuat ketahanan kawasan terhadap perubahan iklim dan guncangan global,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa pendekatan kolektif antarnegara ASEAN mampu mempercepat pembangunan ekonomi kawasan dan menciptakan lapangan kerja baru melalui kebijakan yang selaras, investasi hijau, serta pertukaran praktik terbaik.
“Pendekatan ini tidak hanya memperkuat daya saing ASEAN, tetapi juga mempercepat kemajuan menuju kemakmuran jangka panjang,” ujar Edi.
ASEAN Power Grid
Salah satu yang ia soroti adalah proyek strategis ASEAN Power Grid, yang disebut sebagai langkah kunci untuk meningkatkan keamanan energi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan.
"ASEAN juga tengah mengembangkan ASEAN Power Grid, sebagai bagian penting dari strategi kawasan untuk menghubungkan sistem kelistrikan antarnegara dengan memanfaatkan energi terbarukan," kata dia.
Inisiatif ASEAN Power Grid sendiri diprediksi memiliki potensi nilai PDB ASEAN mencapai US$ 3 triliun pada tahun 2050.
Namun, tantangan masih besar. Berdasarkan data The Rockefeller Foundation, sekitar 150 juta orang di Asia dan Pasifik masih belum memiliki akses terhadap listrik.
"Karena itu, dengan aksi berani dan kolaborasi erat, kita dapat memperkuat agenda pembangunan berkelanjutan yang lebih ambisius yang mendorong transformasi struktural dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat kita," tuturnya.
