Berambisi Capai Net Zero Emission 2030, TBS Energi Perkuat Aspek ESG
TBS Energi Utama mengumumkan komitmen untuk mencapai net zero emission atau netralitas karbon pada 2030 di konferensi iklim PBB, COP26, di Glasgow, Skotlandia, tahun lalu. Untuk penerapan konsep berkelanjutan yang lebih menyeluruh, perusahaan memutuskan memperkuat komitmen ESG (environment, social, governance).
Komitmen ini disebut dengan nama TBS2030, yang merupakan singkatan dari “Towards a Better Society 2030”, yang terdiri dari 12 tujuan yang menjadi acuan dan peta jalan perusahaan berkode emiten TOBA ini dalam menjalani bisnis dari level strategis sampai operasional di lapangan.
Melalui komitmen ini TBS berupaya menunjukkan bahwa faktor keberlanjutan secara langsung terintegrasi dalam model bisnis perusahaan dan bukan inisiatif terpisah. TBS juga berkomitmen untuk membawa keberlanjutan ke tingkat yang lebih tinggi.
Yakni dengan mengintegrasikan rasa hormat terhadap lingkungan, kepedulian terhadap sesama, dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab melalui The Stretch Goals yang dibagi dalam tiga dimensi yaitu Thriving Environment (Lingkungan yang Lestari), Empowered People (Masyarakat Berdaya), dan Trusted Partner (Mitra Terpercaya).
“Ini merupakan pengakuan bahwa sustainability sudah menjadi kewajiban perusahaan di era modern ini. TBS2030 merupakan cara TBS untuk turut ambil bagian dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s) yang merupakan agenda global dan juga pemerintah Indonesia,” ujar Wakil Direktur TBS Pandu Sjahrir, Kamis (10/11).
Pandu menjelaskan, TBS2030 merupakan sebuah peta jalan yang jelas, terukur, serta transparan bagi para stakeholder untuk melihat kemajuan perusahaan. 12 tujuan yang menjadi acuan dan roadmap dalam menjalankan bisnis tersebut akan membantu perusahaan untuk mencapai carbon neutrality dan fair transition pada 2030.
“Kami tidak mengklaim kami memiliki semua jawaban untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi kami mencoba terus meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik. TBS2030 adalah cara bagi kami untuk mengambil bagian dalam tujuan global dan mendukung agenda pemerintah untuk mencapai net zero pada 2060,” ungkapnya.
Sustainability, lanjut Pandu, sudah menjadi kewajiban tersendiri bagi perusahaan. Menurutnya, TBS sudah tidak asing dengan konsep sustainability. Transisi model bisnis TBS membuktikan bahwa sustainability sudah menjadi DNA bagi TBS, yang jauh lebih kuat daripada membuat program-program terpisah di bidang lingkungan atau sosial.
“Di era yang serba terbuka dan transparan ini, sudah tidak ada lagi business model B2B atau B2C, yang ada hanyalah H2H (Human to Human), yang berarti semua berhak untuk tahu apakah perusahaan melakukan kegiatan usahanya secara bertanggung jawab. Yang menjadi penting adalah apa kontribusi perusahaan bagi lingkungan, manusia, dan tata kelola di dalamnya,” imbuhnya.
Transisi Model Bisnis TBS Energi
Lebih jauh lagi, Pandu menerangkan bahwa transisi model bisnis TBS dari awal sampai dengan hari ini; batubara, listrik, renewable energy, dan Electric Vehicle (EV), sebagai bentuk perusahaan bergerak ke arah yang lebih sustainable.
Sebagai contoh, di sektor kendaraan listrik, TBS memiliki perusahaan joint venture dengan GoTo Group bernama Electrum, yang sudah memiliki lebih dari 250 motor listrik di Jakarta yang sudah bisa diakses oleh masyarakat melalui aplikasi Gojek, dan sejauh ini sudah menempuh jarak lebih dari 4 juta kilometer.
“Motor Electrum juga baru saja menjadi partner resmi shuttle service provider untuk rangkaian acara B20 dan G20 di Bali. Kami ingin membawa bisnis yang ramah lingkungan ini lebih dekat kepada konsumen,” ujarnya.
Head of Strategy TBS Nafi Achmad Sentausa menambahkan, TBS akan mengukur secara spesifik pertumbuhan solusi rendah karbon dalam bisnis perusahaan dengan menggunakan metric persentase kontribusi pendapatan dari portofolio rendah karbon di TBS.
Dalam praktiknya, Departemen Strategy di TBS secara rutin melakukan koordinasi dengan Departemen Sustainability untuk memastikan bahwa aspek sustainability benar-benar tertanam dalam strategi bisnis TBS, dan akan dilaporkan secara transparan dan berkala, baik di dalam Sustainability Reporting maupun di website.
“Dari sini dapat kami lihat bahwa pendapatan TBS dari portfolio kita yang bersifat sustainable, akan menjadi acuan dari kesuksesan pencapaian TBS2030. Ini contoh bahwa secara strategi bisnis pun akan diukur apakah akan sejalan dengan apa yang telah kami jadikan komitmen dalam TBS2030,” ungkapnya.
Sementara itu, Sustainability Advisor TBS Triana Krisandini dalam kesempatan yang sama menjelaskan, TBS2030 merupakan cerminan langsung dari visi perusahaan untuk menjadi perusahaan energi terintegrasi dan terkemuka di Indonesia yang berpusat pada keberlanjutan.
Selain itu, TBS2030 juga merupakan upaya TBS untuk mencapai masyarakat yang lebih baik dengan menjalani kegiatan usaha yang berfokus pada lingkungan, manusia, dan tata kelola yang baik.
“Masing-masing dari 12 goals ini mencakup seluruh kegiatan usaha TBS dari pertambangan, listrik, renewable dan electric vehicle, dan akan memiliki metrik pengukuran yang jelas, dijadikan KPI untuk masing-masing departemen di dalam perusahaan, dan akan dilaporkan di dalam Sustainability Report TBS setiap tahunnya,” ujarnya.