Asia CCUS Network Forum Dorong Kerja Sama Pengembangan Proyek CCUS
Negara-negara di Asia Tenggara telah menetapkan target pencapaian net zero emission (NZE) sekitar tahun 2050. Mereka akan menggunakan berbagai strategi, termasuk penggunaan energi terbarukan dan teknologi yang menghasilkan energi bersih seperti hidrogen dan carbon capture utilization and storage (CCUS) untuk mencapai target NZE tersebut.
Menurut Koji Hachiyama, Chief Operating Officer Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), untuk memfasilitasi pencapaian target NZE khususnya dalam pemanfaatan teknologi CCUS, Asia telah memiliki Asia CCUS Network Forum. Forum yang terbentuk pada 2021 itu merupakan platform yang terdiri atas pemerintah, industri, akademisi, institusi finansial, dan lembaga-lembaga internasional yang berkontribusi untuk memitigasi emisi karbondioksida (CO2) dengan mengembangkan dan meluncurkan CCUS di Asia melalui kegiatan untuk saling berbagi pengetahuan. Asia CCUS Network beranggotakan negara-negara ASEAN ditambah Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Jepang.
Sejak 2021, Asia CCUS Network Forum menyelenggarakan pertemuan setiap tahun untuk mendiskusikan mengenai CCUS dengan para pejabat tingkat tinggi dan para pakar. Asia CCUS Network Forum ke-3 berlangsung pada 27 September lalu di Hilton Hiroshima Hotel, Jepang. Pertemuan itu menghasilkan empat rencana aksi sebagai berikut:
- Asia CCUS Network Forum ke-3 menyelenggarakan beberapa kegiatan yang fokus pada aspek praktis dari CCUS: diskusi mengenai pentingnya CCUS dan tren global mengenai teknologi ini, proyek-proyek CCUS di Asia, serta penandatanganan beberapa nota kesepahaman mengenai pengembangan mekanisme ekspor-impor CO2 dan berbagi informasi mengenai teknologi carbon capture and storage (CCS). Asia CCUS Network akan terus mendukung ekspansi CCUS di Asia.
- Asia CCUS Network memahami pentingnya kerangka hukum dan peraturan di level regional dan internasional, ekonomi CCUS untuk merealisasikan perdagangan CO2, dan tantangan-tantangan yang dihadapi platform CCUS di Asia ini. Untuk negara-negara Asia yang sedang mengembangan Enhanced Oil Recovery (EOR) atau Exhaust Gas Recirculation (EGR), Asia CCUS Network juga berdedikasi untuk menginisiasi proyek EOR/EGR di Asia Tenggara yang secara ekonomis lebih maju dalam tahap pengembangan Carbon Capture Storage (CCS).
- Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) telah menerbitkan pedoman-pedoman CCS dan CO2-EOR yang akan sangat berguna bagi negara-negara Asia yang berencana mengembangkan proyek-proyek CO2-EOR untuk mendukung ketahanan dan transisi energi mereka.
- Asia CCUS Network juga akan mempelajari desain pembiayaan institusional yang memadai dan kredit karbon di Asia melalui kerja sama dengan organisasi-organisasi terkait.
Pakar CCUS ERIA Gusti Sidemen menyebutkan pilot project gasifikasi batu bara yang terintegrasi dengan fasilitas CCS dan CCS berbasis bioenergi pertama di Asia terletak di Pulau Ozaki, Hiroshima, Jepang. Saat ini Jepang memiliki tujuh proyek CCS dengan total kapasitas antara 120 juta-140 juta ton untuk mencapai NZE pada 2050.
"Indonesia, Thailand, dan Malaysia juga memasukkan program CCS/CCUS dalam NZE," ujar Gusti, di Jakarta, pada Rabu (18/10).
Di Indonesia ada 15 proyek CCS. "Tangguh mungkin akan menjadi yang pertama onstream. Operasinya mulai 2027 dengan total kapasitas penyimpanan 25-33 juta ton," ujarnya.
Sementara itu, Arthit CCS Project di Thailand akan menurunkan 20% emisi karbon dari sektor energi dan mulai berkontribusi pada 2040. Di Malaysia ada beberapa proyek CCS, salah satunya adalah Kawasari Offshore yang memiliki total kapasitas penyimpanan karbon sebesar 71-76 juta ton.