Coca-Cola Targetkan Pakai Botol Daur Ulang pada 50% Produknya di 2025
Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia menargetkan 50% produk minumannya menggunakan botol plastik daur ulang pada 2025. Hal ini dilakukan demi menekan emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi hingga rantai pasok secara keseluruhan.
Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners, Lucia Karina, mengatakan CCEP sudah berhasil menggunakan botol plastik daur ulang pada 40% produknya per Oktober 2023. Untuk itu, ia optimis target 50% tersebut bisa dicapai pada 2025.
“Jadi memang kita kejar targetnya meskipun setengah mati melakukannya, karena mau enggak mau masyarakat itu belum banyak yang sadar dengan daur ulang ini, padahal hal ini bisa berdampak baik untuk menyelamatkan lingkungan,” ujar Lucia saat ditemui awak media, usai acara diskusi panel terkait SNI Recycled PET, di Jakarta, Rabu (14/11).
Selain itu, Lucia mengatakan, CCEP juga menargetkan untuk menghilangkan penggunaan plastik murni dalam semua kemasan produk CCEP pada 2030. Selain itu, CCEP mengumpulkan serta mendaur ulang semua kemasan plastik atau kaleng yang dijual pada 2030.
Dia mengatakan, upaya yang dilakukan CCEP untuk bisa mencapai target tersebut dengan terus menambahkan titik pengumpulan sampah botol plastik yang akan didaur ulang. Adapun saat ini titik pengumpulan sampah sudah sebanyak 28.
Lucia mengatakan, proses pengumpulannya pun harus dilakukan secara benar. Untuk itu, para pekerja termasuk pengepul sampah diberikan edukasi.
“Jadi para pekerja atau pengepul sampahnya kita berikan edukasi, mereka kami latih agar bisa memilah sampah yang berkualitas. Sehingga mereka bisa mengumpulkan sampah botol plastik secara bertanggung jawab,” kata dia.
Lucia menyampaikan CCEP mempunyai ambisi dalam penggunaan setidaknya 100% energi berkelanjutan untuk wilayah operasional Indonesia pada 2030. Perusahaan juga memasang target net zero emission pada 2040.
Laporan tahunan terbaru dari Ocean Conservacy menunjukkan, terdapat 9,76 juta unit sampah yang ditemukan di pesisir pantai dunia secara global pada 2021. Jutaan sampah itu dikumpulkan oleh lebih dari 318 ribu sukarelawan dari berbagai negara di dunia.
Volume sampah itu mencapai 2,53 juta kilogram (kg) dengan panjang mencapai 27,19 kilometer (km).
Mayoritas jenis sampah yang ditemukan itu merupakan pembungkus makanan. Jumlahnya mencapai 1,34 juta unit sampah atau setara 13,74% dari total sampah yang dikumpulkan tersebut.
Puntung rokok menempati peringkat kedua jenis sampah yang paling banyak, mencapai 1,13 juta unit sampah.
“Jumlah puntung rokok yang dikumpulkan tersebut, (apabila) ditumpuk dari ujung ke ujung akan lebih panjang dari panjang Terusan Panama,” kata Ocean Conservacy.