PLN NP Siapkan 13 Pembangkit Listrik Masuk Bursa Karbon Tahun Ini
PT PLN Nusantara Power (NP), Subholding PT PLN (Persero), menargetkan untuk memperdagangkan emisi karbon setara 2 juta ton karbon tahun ini. Perseroan mempersiapkan 13 pembangkit listrik yang akan terlibat dalam perdagangan karbon tahun ini.
Direktur Management Human Capital dan Administrasi PLN NP, Karyawan Aji, mengatakan target emisi karbon yang diperdagangkan tersebut mencapai dua kali lipat dari realisasi 2023 yang mencapai 1 juta ton karbon.
"PLN Nusantara Power akan meningkatkan volume karbon yang siap diperdagangkan hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu serta mendorong pembangunan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT)," kata Karyawan Aji di Jakarta, Selasa (24/4).
Guna mencapai target net zero emission, PLN NP juga akan meningkatkan kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan hingga 6,3 Gigawatt (GW) pada tahun 2030.
"Ada PLTS seperti yang kita bangun di IKN itu," ungkapnya.
Seperti diketahui, PLN NP mengerjakan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Ibu Kota Nusantara (IKN) berkapasitas 50 MW. PLTS ini akan menjadi pionir pembangkit EBT yang memasok listrik bersih untuk kawasan ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
PLN NP juga telah membangun PLTS Terapung Cirata 192 MWp, terbesar di Asia Tenggara. Ini menjadi bukti upaya percepatan transisi energi di dalam negeri.
Aji menegaskan, pembangunan pembangkit terbarukan dan perdagangan karbon oleh perusahaan merupakan upaya nyata dalam mendorong transisi energi guna mencapai target NZE di dalam negeri. Perusahaan yang membangun pembangkit berbasis EBT bisa membuat sertifikat karbon dan memiliki sertifikasi pengurangan emisi.
"Artinya dari emisi itu dapat diperjualbelikan dan mendorong adanya tambahan lain, sehingga secara keekonomian perusahaan yang membangun renewable (power plant) akan berkurang bebannya. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan yang mengoperasikan CO2 bebannya akan bertambah," paparnya.
Tahun lalu, PLN NP menjadi salah satu pihak yang sangat agresif dalam pembukaan perdagangan karbon di IDX Carbon yang diresmikan September 2023.
Saat baru diluncurkan PLN NP menjadi trader terbesar di Bursa Karbon Indonesia dengan membuka perdagangan karbon setara hampir 1 juta ton CO2. Tercatat, IDX Carbon telah terhubung dengan Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).