Pegadaian Siapkan Rp 2 Triliun Bantu Mitigasi Dampak Perubahan Iklim

Tia Dwitiani Komalasari
13 Juni 2024, 08:29
Pekerja melayani nasabah yang ingin membayar cicilan barang yang digadai di salah satu gerai Pusat Gadai Indonesia, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pegadaian masih menjadi pilihan bagi sebagian warga Jabodetabek dibandingkan pinjaman daring untuk mendapatkan
ANTARA FOTO/Donny Aditra/Ak/Spt.
Pekerja melayani nasabah yang ingin membayar cicilan barang yang digadai di salah satu gerai Pusat Gadai Indonesia, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pegadaian masih menjadi pilihan bagi sebagian warga Jabodetabek dibandingkan pinjaman daring untuk mendapatkan pinjaman uang secara cepat dengan bunga yang relatif lebih rendah serta jaminan keamanan data.
Button AI Summarize

Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Pegadaian Ferdian Timur Satyagraha mengatakan bahwa pihaknya berupaya membantu UMKM memitigasi dampak perubahan iklim dengan menyediakan Pembiayaan Sosial Berkelanjutan (Sustainable Social Loan) sebesar Rp 2 triliun pada 2024.

“Untuk masyarakat yang terdampak (perubahan) iklim, terutama UMKM di kalangan bawah, itu kami beri support lewat pinjaman-pinjaman, terutama gadai, karena secara prosedur, mekanisme itu lebih mudah,” kata Ferdian Timur Satyagraha di Jakarta, Rabu (13/6).

Menurutnya, seringkali isu perubahan iklim diasumsikan hanya terkait sektor pertambangan dan perminyakan. Padahal terdapat korelasi antara isu tersebut dengan industri keuangan dan kegiatan ekonomi masyarakat, misalnya di sektor pertanian.

Ia menyampaikan bahwa perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya kapasitas aset produktif pertanian maupun kualitas produksi para pelaku UMKM di bidang tersebut.

“Pegadaian terus memberikan support, yang pasti kami punya social loan, kami punya bantuan sosial, dan kami membiayai (para pelaku UMKM tersebut) sebagai bagian dari holding ultramikro, kita membiayai terkait dengan pinjaman ultramikro yang di bawah Rp10 juta,” ujar Ferdian.

Ia menuturkan bahwa mayoritas dari total nasabah Pegadaian yang mencapai lebih dari 24 juta customer mengajukan pinjaman di bawah Rp10 juta dengan rata-rata pembiayaan per nasabah sebesar Rp 6 juga hingga Rp 7 juta.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa dampak perubahan iklim tidak serta merta membuat tingkat Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet nasabah menjadi tinggi.

“Korelasi (dampak perubahan iklim) terkait dengan NPL ada, tapi untuk yang industri gadai akan lebih rendah dibandingkan posisi (NPL) yang non-gadai atau industri perbankan,” ucap Ferdian.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...