Menkeu AS: Dunia Butuh US$3 T per Tahun hingga 2050 untuk Transisi Rendah Karbon

Happy Fajrian
29 Juli 2024, 07:01
pembangunan rendah karbon, janet yellen, menkeu as, transisi energi, investasi hijau
ANTARA FOTO/Made Nagi
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memberikan keterangan pers di Nusa Dua, Bali, Kamis (14//7/2022).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa transisi global menuju ekonomi rendah karbon membutuhkan investasi US$ 3 triliun atau lebih dari Rp 48 kuadriliun per tahun hingga 2050, jauh di atas pembiayaan tahunan yang tersedia saat ini.

“Mengabaikan penanganan perubahan iklim dan hilangnya alam serta keanekaragaman hayati bukan hanya kebijakan lingkungan yang buruk. Ini adalah kebijakan ekonomi yang buruk,” kata Yellen dalam pidatonya usai menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan G20 pada Kamis dan Jumat di Rio de Janeiro, dikutip dari Reuters pada Senin (29/7).

Yellen mengatakan bahwa mencapai tujuan emisi nol bersih tetap menjadi prioritas utama pemerintahan Biden-Harris dan ini akan membutuhkan kepemimpinan yang jauh melampaui batas-batas AS.

Negara-negara ekonomi kaya menyediakan dan memobilisasi rekor US$ 116 miliar untuk pembiayaan iklim bagi negara-negara berkembang pada 2022, 40% di antaranya berasal dari bank pembangunan multilateral (MDB).

Yellen mengatakan bank-bank, termasuk Bank Dunia dan Bank Pembangunan Inter-Amerika (IDB) sedang menetapkan target baru. Menurut dia, pemenuhan kebutuhan pembiayaan ini merupakan peluang ekonomi terbesar di abad ke-21.

“Pembiayaan ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan lebih inklusif, termasuk bagi negara-negara yang kekurangan investasi,” katanya.

Saat berada di Brazil, Yellen bertemu dengan menteri keuangan dari negara-negara di lembah Amazon dan Presiden IDB Ilan Goldfajn.

Ia menegaskan kembali komitmen AS terhadap platform Amazonia Forever milik bank tersebut, yang menyediakan pendekatan holistik terhadap pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut melalui pembiayaan, persiapan proyek, dan kolaborasi.

“Kami berharap program ini akan memberikan insentif bagi investasi sektor swasta yang lebih besar di wilayah yang mendukung alam,” kata dia lagi.

Yellen meminta MDB hampir dua tahun lalu untuk memperluas misi dan kapasitas pinjaman mereka agar mencakup upaya memerangi perubahan iklim. Ia mengatakan hal ini sekarang sudah menjadi bagian dari DNA MDB, tetapi investasi swasta yang besar diperlukan.

Dia menegaskan bahwa Departemen Keuangan AS, Kementerian Keuangan Brasil, dan pemangku kepentingan lainnya berupaya untuk meningkatkan keterlibatan dengan sektor swasta.

“Bank-bank juga harus mengkatalisasi model-model bisnis baru untuk memobilisasi investasi yang mendukung alam dan keanekaragaman hayati sekaligus memperkuat ekonomi dan memajukan transisi iklim,” ujarnya.

Sebelumnya pada Sabtu (27/7), Yellen meluncurkan inisiatif baru dengan negara-negara di lembah Amazon, yaitu Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, dan Suriname, untuk memerangi kejahatan alam, seperti penebangan liar dan pemanenan satwa liar dan mineral, yang mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem Amazon.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...