Genjot Bursa Karbon, Menteri LH Kebut Implementasi Batas Atas Emisi Pelaku Usaha

Image title
22 Oktober 2024, 15:12
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq
ANTARA FOTO/Aprillio Akba
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, akan mempercepat terselenggaranya nilai ekonomi karbon di Indonesia. Kebijakan itu salah satunya dengan menerapkan batas atas emisi yang dikeluarkan pelaku usaha.

"Kita akan tetapkan segera. Kita tidak mau terlalu berleha-leha," ujar Hanif usai Serah Terima Jabatan Menteri Lingkungan Hidup, di Jakarta, Selasa (22/10).

Jika ketentuan tersebut diterapkan, setiap pelaku hanya diperkenankan mengeluarkan jejak emisi karbon di bawah ketentuan tersebut. Pelaku usaha bisa membeli sertifikat karbon di Bursa Karbon Indonesia untuk mengimbangi atau mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang dikeluarkan oleh kegiatan usahanya.

Hanif mengatakan, saat ini perdagangan di Bursa Karbon Indonesia cenderung berjalan di tempat atau stagnan. Nilai perdagangan di Bursa Karbon Indonesia pun masih sangat kecil.

Menurut dia potensi ekonomi karbon sebenarnya sangat besar. Pemerintah akan mengambil langkah-langah strategis untuk mengimpmentasikan nilai ekonomi kabon.

Karena itu, dia akan melakukan evaluasi lebih rinci mengenai perdagangan karbon di Indonesia. Beberapa kebijakan yang akan didorong pemerintah adalah carbon offset atau program yang memungkinkan perorangan dan perusahaan untuk berpartisipasi dalam investasi proyek lingkungan global. Selain itu, pemerintah juga mendorong nilai perdagangan karbon 

Menurut Hanif, kepastian upaya pelestarian lingkungan hidup menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pasalnya, pelestarian lingkungan hidup menjamin daya dukung daya alam yang sehat untuk generasi mendatang.

Oleh karena itu, pemerintah menargetkan pencapaian target pembangunan berkelanjutan, percepatan pencapaian target net zero emission (NZE), dan menurunkan jejak karbon. Pemerintah juga akan memanfaatkan teknologi bioplastik dalam kehidupan sehari-hari

Sebagaimana diketahui, Bioplastik dikembangkan sebagai alternatif plastik konvensional yang berbahan baku minyak bumi. Bioplastik adalah material plastik yang dibuat dari tanaman atau material biologis lain, dan bukan dari minyak bumi.

Bioplastik bisa dibuat dari lemak dan minyak sayuran, tepung jagung, gandum, serbuk kayu, dan sampahnya dapat diurai oleh mikroba.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...