Airlangga Ungkap Sejumlah Proyek Masuk dalam Antrean Pembiayaan JETP

Ringkasan
- Pemerintah Indonesia mempercepat realisasi pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) dengan beberapa proyek seperti pengembangan biotermal Muara Laboh dan pembangkit listrik tenaga surya di Saguling. Proyek *waste to energyLegok Nangka di Jawa Barat juga diusulkan masuk dalam pipeline JETP.
- Indonesia menargetkan pengurangan emisi hingga 43% dengan dukungan internasional dan membentuk Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau. Satgas ini memiliki empat kelompok kerja yang fokus pada energi hijau, industri hijau, kemitraan dan investasi hijau, serta pengembangan sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia.
- Sembilan negara donor JETP berkomitmen melanjutkan program ini dan telah mengamankan jaminan senilai US$ 1 miliar untuk mempercepat proyek transisi energi bersih. Dukungan ini termasuk pengembangan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan dekarbonisasi industri.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah proyek sudah ada dalam pipeline atau antrean program Just Energy Transition Partnership (JETP). Pemerintah Indonesia akan segera mempercepat realiasi pendanaan JETP.
Airlangga mengungkapkan beberapa proyek tersebut diantaranya Muara Laboh di Sumatra Barat yang merupakan program untuk biotermal dan diharapkan bisa beroperasi di 2027.
Kemudian juga sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga surya di Saguling dan pensiu dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon.
“Di samping itu juga ada beberapa proyek yang lain termasuk waste to energy yang diusulkan untuk segera masuk di dalam pipeline JETP, yaitu proyek di Legok Nangka di Jawa Barat,” kata Airlangga, di Jakarta, Senin (24/3).
Dia mengatakan. Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi sebesar 31,89% secara mandiri dan hingga 43% dengan dukungan internasional pada 2030. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau berdasarkan Keputusan Menko Perekonomian Nomor 141 Tahun 2025.
“Satgas ini dibentuk memiliki empat kelompok kerja yaitu energi hijau, industri hijau, kemitraan dan investasi hijau, serta pengembangan sosial, ekonomi, dan sumber daya manusia,” tutur Airlangga
Ia menambahkan, sebanyak 54 proyek telah menerima dukungan pendanaan internasional dengan total komitmen sebesar US$ 1,1 miliar. Dari jumlah tersebut, sembilan proyek mendapatkan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, sementara 45 proyek lainnya menerima hibah senilai US$ 233 juta.
Airlangga juga telah melakukan pertemuan dengan sembilan negara donor JETP yang tergabung dalam International Partnership Group (IPG). Negara IPG tersebut berkomitmen untuk melanjutkan JETP meskipun Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari program tersebut.
Sembilan negara yang mendukung pembiayaan transisi energi hijau tersebut yaitu Jepang, Inggris, Perancis, Jerman, dan Denmark. Begitu juga dengan Norwegia, Italia, Kanada, dan Uni Eropa.
Dia mengatakan, IPG juga telah mengamankan jaminan senilai US$ 1 miliar melalui Multilateral Development Banks (MDB) Guarantee untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek transisi energi bersih. Hal ini termasuk pengembangan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, elektrifikasi sektor-sektor utama, serta inisiatif dekarbonisasi industri dan infrastruktur.