Indonesia Jadi Negara Pertama Terbitkan Blue Bond, Apa Itu?
Kementerian Keuangan menerbitkan empat jenis surat utang negara dalam denominasi yen Jepang bernama Samurai Bond. Sebanyak dua dari empat jenis SUN yang terbit ada obligasi biru alias blue bonds.
Indonesia menjadi negara pertama yang menerbitkan obligasi jenis tersebut. "Penerbitan Blue Bonds akan melengkapi portofolio pembiayaan APBN,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto, Jumat (19/5).
Dana hasil penerbitan blue bonds bakal dipakai untuk mendanai proyek yang masuk kualifikasi pengeluaran tujuan pembangunan berkelanjutan alias SDGs.
Adapun sektor yang memenuhi syarat ini akan diseleksi melalui mekanisme climate budget tagging untuk mendanai belanja SDGs yang memenuhi syarat.
Apa Itu Blue Bond?
Blue bond adalah obligasi yang mendanai program ekonomi biru. Bank investasi Morgan Stanley mencatat surat utang ini untuk mendanai program-program yang berkaita dengan keanekaragaman hayati di laut dan mendukung ekonomi perikanan yang sehat dan berkelanjutan.
Obligasi itu mulai meraih perhatian pada Oktober 2018, setelah Bank Dunia memfasilitasi Republik Seychelles untuk menerbitkan surat utang. Sebagai gantinya, negara kepulauan di Samudera Hindia itu harus melakukan perlindungan laut.
“Obligasi ini menyasar dua tujuan: menahan stabilitas peringkat kredit negara tersebut dan melakukan investasi pada ekonomi negara yang berhubungan khusus dengan laut,” ujar Head of Green, Social, and Sustainability Bonds, Global Capital Markets Navindu Katugampola.
Katugampola melihat jenis obligasi berkelanjutan tidak lagi dilihat sebagai pasar niche, seperti saat awal diluncurkan. Aset investasi berkelanjutan sekarang mencapai lebih dari US$ 30 triliun secara global, naik 34% dalam waktu 2 tahun.
Di sisi lain, Katugampola menyatakan masih terlalu cepat untuk menentukan apakah pasar blue bond bakal bergerak secepat green bond.
Blue Economy, Akar Blue Bond
Konsep blue bond tidak terlepas dari skema blue economy. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Gunter Pauli, ekonom asal Belgia, dalam bukunya The Blue Economy, 10 Years, 100 Innovations, 100 Million Jobs.
Di buku yang pertama kali terbit pada 2010 tersebut, Pauli menyarankan perubahan proses industri untuk mengatasi persoalan lingkungan. Ini dilakukan dengan menggeser sumber daya energi yang langka dan berbiaya tinggi ke teknologi yang lebih sederhana dan bersih.
Sedangkan Bank Dunia mendefinisikan ekonomi biru sebagai pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencaharian sekaligus pelestarian ekosistem laut.
Pauli juga menyebut ekonomi biru sebagai model ekonomi dan sosial baru. Model ekonomi ini berbeda dari ekonomi merah (red economy) yang berlaku sekarang, yakni mengeruk isi bumi dan ekonomi hijau (green economy) yang berfokus pada energi alternatif.