Apa Itu Saham? Ini Pengertian, Keuntungan, dan Risikonya
Pemahaman mengenai apa itu saham perlu diketahui setiap orang yang ingin berinvestasi. Saham sebenarnya merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang memungkinkan seseorang memiliki sebagian kepemilikan atas modal suatu perusahaan.
Apabila seseorang memiliki saham dalam suatu perusahaan, maka dia berhak atas sebagian aset perusahaan tersebut. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan memiliki 1.000 lembar saham dan seseorang memiliki 200 lembar saham, maka orang tersebut memiliki 20% kepemilikan dalam aset perusahaan tersebut.
Pemilik mayoritas saham akan memiliki kontrol atas pengambilan keputusan dalam perusahaan. Untuk mengetahui apa itu saham secara lebih lengkap, simak penjelasan berikut.
Pengertian Saham
Untuk memahami apa itu saham, Anda dapat mengacu definisi yang tertera pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V. Dalam KBBI V, saham adalah bagian, andil, sero (tentang permodalan), sumbangan (pikiran dan tenaga), surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor, 4 hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagi dalam pemilikan dan pengawasan;.
Saham berwujud lembaran kertas yang menunjukkan pemilik sah dari suatu perusahaan dengan persentase kepemilikan sesuai dengan nilai investasi yang ditanamkan. Dengan memiliki saham, individu atau lembaga dapat mengklaim kepemilikan dalam perusahaan terbuka.
Pemegang saham memiliki hak untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam jumlah sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Pemilik saham juga berhak mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.
Pembagian dividen ini biasanya bergantung pada keuntungan perusahaan dan diatur dalam anggaran dasar perusahaan. Penerbitan saham merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan atau modal untuk pengembangan bisnis jangka panjang.
Saham juga dapat diperjualbelikan melalui Bursa Efek dengan harga yang fluktuatif sesuai dengan kondisi perusahaan dan ekonomi. Salah satu cara untuk memiliki saham perusahaan adalah dengan membelinya di pasar modal. Pasar modal adalah suatu mekanisme pendanaan perusahaan atau institusi lain serta sarana untuk berinvestasi.
Keuntungan Investasi Saham
Setelah mengetahui apa itu saham, menarik mengetahui keuntungannya. Secara umum, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh oleh investor ketika membeli atau memiliki saham. Keuntungan tersebut yakni:
1. Dividen
Dividen merujuk pada pembagian keuntungan yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Dividen ini berasal dari keuntungan yang telah dihasilkan oleh perusahaan.
Namun, agar dapat menerima dividen, seorang investor harus memegang saham tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu hingga periode kepemilikan saham diakui dan berhak menerima dividen. Ada dua jenis dividen yang biasanya diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.
Pertama, dividen tunai yang berarti setiap pemegang saham akan menerima dividen dalam bentuk uang tunai dengan jumlah tertentu untuk setiap saham yang dimiliki. Kedua, dividen saham yang berarti setiap pemegang saham akan menerima dividen dalam bentuk saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki akan bertambah.
2. Capital Gain
Keuntungan kedua adalah capital gain. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham. Keuntungan ini terbentuk melalui aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham ABC dengan harga Rp 5.000 per saham, kemudian menjualnya dengan harga Rp 5.500 per saham.
Dalam transaksi ini, investor tersebut akan mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang berhasil dijualnya. Itulah keuntungan yang diperoleh untuknya.
Risiko Investasi Saham
Pemahaman apa itu saham tidak lengkap jika tidak mengetahui risikonya. Risiko yang bisa terjadi saat berinvestasi dalam saham adalah kehilangan modal dan risiko likuidasi perusahaan.
1. Capital Loss
Kehilangan modal bisa terjadi jika harga jual saham lebih rendah daripada harga beli. Sebagai contoh, jika seorang investor membeli saham PT. ABC dengan harga Rp 4.000 per saham, tetapi kemudian harga saham tersebut turun menjadi Rp 2.500 per saham dan investor memutuskan untuk menjualnya pada harga tersebut, maka ia akan mengalami kerugian sebesar Rp 600 per saham.
2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh investor dinyatakan bangkrut atau dibubarkan oleh pengadilan. Dalam hal ini, pemegang saham memiliki hak klaim terakhir setelah semua kewajiban perusahaan telah dilunasi melalui penjualan aset perusahaan.
Jika masih ada sisa dari hasil penjualan aset tersebut, maka sisa tersebut akan dibagikan secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun, jika tidak ada sisa kekayaan perusahaan, pemegang saham tidak akan mendapatkan hasil dari likuidasi tersebut. Risiko ini merupakan yang paling berat bagi pemegang saham, sehingga mereka harus terus mengikuti perkembangan perusahaan.
Selain itu, harga saham juga mengalami fluktuasi di pasar sekunder (tempat perdagangan saham) setiap harinya. Fluktuasi ini bisa berupa kenaikan atau penurunan harga. Harga saham terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain, harga saham ditentukan oleh supply dan demand.
Faktor-faktor yang mempengaruhi supply dan demand ini bervariasi, baik yang bersifat spesifik seperti kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut beroperasi, maupun faktor makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, kondisi sosial dan politik, serta faktor lainnya. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan semua faktor ini dalam mengambil keputusan investasi.
Supply dan demand terjadi karena munculnya berbagai faktor. Misalnya faktor spesifik atas saham maupun faktor makro seperti inflasi, nilai tukar, suku bunga, dan faktor ekonomi lainnya.