3 Cara Menghitung Dividen dan Prosedur Pembayarannya
Dividen merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan dibagikan kepada investor. Dividen memiliki beberapa jenis dan beragam cara menghitung pembagiannya.
Tidak semua dividen bisa dibagikan. Demikian juga dengan investor yang berhak menentukan apakah keuntungannya ingin diambil atau tidak, melainkan diputar kembali menjadi modal atau yang biasa disebut laba ditahan.
Mengutip Britannica, dividen adalah sejumlah keuntungan perusahaan yang dibayarkan perusahaan kepada orang-orang yang memiliki saham di perusahaan. Dividen juga diartikan sebagai keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen.
Jogiyanto melalui Teori Portofolio dan Analisis Investasi (2000) berpendapat bahwa dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) agar memperoleh pembagian dari keuntungan perusahaan. Apabila perusahaan akan membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan apabila perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen.
Menurut Gumanti pada bukunya yang berjudul Kebijakan Dividen Teori, Empiris, dan Implikasi (2013), dividen adalah hasil dibagikan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pembagian dividen dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan.
Wiyono dan Kusuma pada buku Manajemen Keuangan Lanjutan: Berbasis Corporate Value Creation (2017) menjelaskan, dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Musthafa pada buku Manajemen Keuangan (2017) menjelaskan bahwa dividen adalah bagian keuntungan yang diterima oleh pemegang saham dari suatu perusahaan. Apabila keuntungan tidak dibagikan kepada pemegang saham dan diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan, maka disebut sebagai laba ditahan.
Cara Menghitung Dividen
1. Dividend Payout Ratio
Di dalam cara menghitung dividen, ada yang namanya Dividend Payout Ratio (DPR). Gaspersz (2012) menjelaskan bahwa DPR merupakan rasio yang berguna untuk mengukur nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dengan rumus atau formula tertentu.
Contoh:
Contoh cara menghitung dividend payout ratio dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pembayaran dividen kas 2021 sebesar Rp 13,73 triliun, sementara laba bersih sebesar Rp 31,41 triliun.
Dividend payout ratio = Rp 13,73 triliun : Rp 31,41 triliun = 43,7%.
2. Rasio Retensi
Cara menghitung dividen juga bisa dilakukan dengan metode rasio retensi. Persentase saldo laba ditahan (retained earning) akan dibandingkan dengan laba bersih perusahaan
Rasio Retensi = Saldo Laba (Laba Ditahan) : Laba Bersih
Contoh:
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan saldo laba (laba ditahan) per 31 Desember 2021 sebesar Rp 1 triliun (saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya. Sementara laba bersih SIDO sebesar Rp 1,26 triliun.
Rasio Retensi = Rp 1 triliun : Rp 1,26 triliun = 0,79
Dividend payout ratio = 1 – 0,79 = 0,21 atau sama dengan 21%.
3. Dividend per Share dan EPS
Dividen = Dividend Per Share : Earning Per Share (EPS)
Contoh:
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dalam laporan keuangan tahun 2021
Pembagian laba untuk dividen = Rp 12,12 triliun
Jumlah saham yang beredar = 151.559.001.604 lembar
Laba bersih = Rp 30,75 triliun.
DPS = Rp 12,12 triliun : 151,56 miliar lembar = Rp 79,96
EPS = Rp 30,75 triliun : 151,56 miliar lembar = Rp 202,89
Dividend payout ratio = Rp 79,96 : Rp 202,89 = 0,39 atau 39%.
Prosedur Pembayaran Dividen
Berikut prosedur pembayaran dividen menurut Rodoni dan Ali pada buku (2014):
1. Tanggal Pengumuman (date of declaration)
Tanggal pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan dibagikannya kepada para pemegang saham bahwa dividen akan dibagikan, suatu hutang dividen harus diakui dan laba yang ditahan berkurang. Dengan demikian kewajiban membayar dividen timbul pada saat direksi mengumumkan pembagian dividen.
2. Cum-dividend date
Tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen.
3. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (date of record)
Tanggal pencatatan merupakan tanggal kepemilikan saham ditentukan. Pada saat itu, kita dapat mengetahui kepada siapa saja dividen diberikan. Demikian dengan pemegang saham yang mencatat dirinya pada jadwal tersebut akan mendapatkan dividen.
Pencatatan nama pada tanggal tersebut dianggap sebagai titik batas sebelum dividen benar-benar dibagikan. Investor sebaiknya mengetahui persentase dividen yang diberikan serta informasi tambahan lainnya. Demikian halnya dengan laba ditahan.
Mengenai jumlah saham yang beredar, perusahaan mengetahui dan menginformasikan ketika pembagian dividen diumumkan. Pembagian dividen akan mempengaruhi berkurangnya hutang dan kas yang akan dihimpun dan dicatat oleh perusahaan.
4) Tanggal Pemisahan Dividen (ex- dividend date)
Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham tersebut. Maka dari itu, bursa internasional disepakati adanya ex-dividend date sekitar 3 hari sebelum tanggal pencatatan (date of record). Setelah tanggal pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen pada tanggal pembayaran.
5) Tanggal pencatatan (date of payment)
Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Setelah memegang dividen, kas di debet dan piutang dieliminasi. Pembayaran dividen akan dikenakan pemotongan pajak penghasilan.
Itulah berbagai cara menghitung dividen yang wajib diketahui oleh investor. Perusahaan berperan penting dalam mengambil keputusan tentang pembagian keuntungan. Demikian juga dengan pemegang saham yang bisa memilih untuk mengambil keuntungan atau tidak.
Sumber soal: Cermati