Kisah Bisnis Hero yang Awalnya Sukses Menggaet Para Ekspatriat

Sorta Tobing
2 September 2021, 16:46
hero, supermarket, retail, ms kurnia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi Supermarket Hero.

Pada 1990, Hero juga bergabung dengan Asian Retail Affiliation Network (ARAN). Status ini membuat perusahaan dapat melakukan aktivitas bisnis dengan ritel besar di Asia.

Hero lalu membuka Guardian, ritel kecantikan dan kesehatan, pada tahun tersebut. Setahun kemudian, Starmart beroperasi. Sedangkan Hero Supermarket yang awalnya membuka empat cabang per tahun, pada 1996 menjadi 9 cabang. 

Jumlah supermarket Hero ketika itu mencapai 71 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia. Hingga pada awal abad ke-21, Hero memperluas kerja samanya dengan ritel Asia Tenggara. Perusahaan memiliki 38 cabang Guardian, 26 cabang Starmart, dan delapan cabang Mitra Toko Diskon. 

Pada 2004, Hero Group resmi menjadi ritel global setelah penambahan modal oleh Dairy Farm Management Service Ltd. Hero masuk dalam dalam salah satu jaringan konsorsium ritel terbesar dunia.

Perusahaan lalu menambah segmen baru, yaitu Giant. Supermarket ini, yang akhirnya tutup pada 2021 karena pandemi Covid-19, pertama kali dibuka pada 2002 di Villa Melati Mas, Tangerang, Banten.

Melalui Dairy Farm, Hero mendapatkan lisensi gerai furnitur kelas global, IKEA. Perusahaan asal Swedia ini pertama kali buka di Indonesia pada tahun 2014 di Alam Sutera, Tangerang.

Profil M.S. Kurnia

Pendiri Hero, Muhammad Saleh Kurnia lahir pada 1 Desember 1934 di Sukabumi, Jawa Barat. Almarhum, melansir dari situs perusahaan, memiliki masa kecil yang sulit, lantaran harus membantu perekonomian keluarganya dengan berjualan makanan.

Pada 1954, dia dan kakak laki-lakinya mendirikan CV Hero. Lima tahun kemudian, Wu Guo Chang mengundurkan diri. Kurnia, di sisi lain, tetap optimistis dengan potensi perusahaan.

Berbagai ide baru dalam dunia supermarket Indonesia merupakan buah strategi dan inovasi Kurnia. Hal ini termasuk membuka supermarket pada hari libur dan menjual produk impor untuk warga negara asing yang tinggal di Jakarta.

Ketika itu, Indonesia sedang melakukan pembangunan, usai kemerdekaan. Banyak orang asing yang datang dan bekerja di negara ini. Kurnia melihat para ekspatriat ini kerap pergi ke Singapura hanya untuk berbelanja makanan dan minuman.

Kesempatan inilah yang ia ambil. Kurnia dan istri lalu pergi ke Negeri Singa untuk melakukan survei. Mereka membuat persiapan dengan hati-hati

Dengan modal tersebut, Kurnia lalu siap membuka supermarket modern. Pada 23 Agustus 1971, Hero Mini Supermarket beroperasi. Lokasinya di Jalan Falatehan Nomor 23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di sekeliling supermarket ini adalah perumahan mewah. Strategi Kurnia berhasil menggaet para pelanggan ekspatriat tersebut. 

Kunci kesuksesan, menurut dia, ada dua. Pertama, mengambil kesempatan pada waktu yang tepat. “Kedua, memiliki visi dan dapat bertumbuh di atas yang lain,” kata Kurnia, dikutip dari situs Hero.com.

Penyumbang bahan: Amartya Kejora (magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...