Profil Cimory, Emiten Baru Pasar Modal yang Sukses di Strategi Digital

Amelia Yesidora
8 Desember 2021, 16:01
Ilustrasi produk susu UHT merek Cimory.
Instagram/@cimoryindonesia
Ilustrasi produk susu UHT merek Cimory.

Awal pekan ini, Bursa Efek Indonesia kehadiran empat emiten baru. Salah satunya adalah perusahaan yang bergerak di produksi susu dan makanan kemasan premium, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. 

Pada saat perdagangan perdananya, saham berkode efek CMRY ini sempat ke level Rp 2.870 per lembarnya. Angka ini turun 6,82% dibandingkan harga patokannya di Rp 3.080 per lembar. Di sesi kedua, CMRY merangkak naik hingga ke Rp 3.410 per lembar pada akhir perdagangan. 

Dengan harga patokan harga itu, perusahaan meraih dana segar sebear Rp 3,66 triliun. Perolehan ini termasuk yang terbesar pertama oleh perusahaan makanan dalam lebih dari sedekade terakhir pasar modal Tanah Air. 

Perusahaan yang memproduksi susu dan produk turunannya dengan merek Cimory itu melepas 15% sahamnya ke lantai bursa. Sebanyak 53,55% saham CMRY dipegang oleh pendiri sekaligus Presiden Komisaris Cimory Bambang Sutantito.

Posisi pemegang saham terbesar kedua di tangan masyarakat. Lalu, posisi berikutnya dengan masing-masing 7,65% adalah Presiden Direktur Cimory Farrel Sutantio, Komisaris Cimory Wenzel Sutantio, dan Consumer Food CEO Cimory Axel Sutantio

Pada perdagangan hari ini, Rabu (8/12), saham CMRY dibuka di harga Rp 3.400 per lembar. Sampai pukul 15.00 WIB, pergerakannya cenderung naik dengan persentase 4,14%. 

Perusahaan memiliki dua bisnis terintegrasi, yaitu barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG) dan pariwisata. Di lini FMCG, Cimory memiliki pabrik pengolahan susu bernama PT Cisarua Mountain Dairy (CMD) yang memproduksi susu dan yoghurt. 

Kemudian, anak usahanya PT Macroprima Panganutama (MP) fokus pada pengolahan daging. Produk-produknya dijual dengan merek Kanzler. 

Cimory juga memiliki pabrik pengolahan telur yang bernama PT Java Egg Specialities (JESS). Produk JESS adalah telur segar dan mayones. Ketiga produk ini akan didistribusikan oleh anak perusahaan Cimory yang bernama PT Macrosentra Niagaboga (MS)

Dari lini pariwisata, Cimory Group memiliki Cimory Restaurant di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Usaha ini bernaung di bawah nama PT Cimory Hospitality Sejahtera (CHS) dan taman rekreasi Cimory Dairyland yang dikelola PT Wisata Sapta Pesona (WSP). 

IHSG
Ilustrasi pergerakan saham. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.)

Sejarah Cimory

Bambang Sutantio memulai Cimory dengan menjual susu segar dan yogurt di garasi rumah dan restoran milik keluarganya yang terletak di Puncak. Usaha ini berjalan sejak 1992 dan menuai sukses. Masyarakat yang berwisata ke kawasan berhawa sejuk tersebut menjadi tidak afdal kalau belum minum susu Cimory. 

Perusahaan pertama yang didirikan sebagai bagian grup Cimory adalah Macroprima Panganutama (MP) yang berfokus pada pengolahan daging. Enam tahun berselang, pada 1999 Macroprima Panganutama meluncurkan merek daging olahan pertamanya, yaitu Kanzler. 

Grup ini semakin dikenal publik berkat inisiatif Bambang membangun Cisarua Mountain Dairy (CMD) pada 2004. Perusahaan bergerak dalam bidang pengolahan susu yang terletak di Cimory Restaurant, Puncak. 

Susu yang diperoleh CMD berasal dari kemitraan koperasi susu di sekitar kecamatan Cisarua. Setelah tiga tahun memproduksi susu segar, Cimory meluncurkan produk Cimory Yoghurt pada 2007. 

Tidak hanya fokus pada susu dan olahannya, Cimory melebarkan sayapnya ke industri telur ayam dengan membangun Java Egg Specialities (JESS) pada tahun 2006. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...