Profil Pertamina Geothermal Energy yang Akan IPO di BEI

Vika Azkiya Dihni
10 November 2022, 12:26
Pertamina Geothermal Energy, IPO PGE
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa
Petugas mengecek instalasi di PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021).

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berencana melakukan penawaran saham perdana (IPO). Saat ini, anak usaha PT Pertamina (persero) tersebut tengah menyiapkan sejumlah tahapan sebelum mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

“Kami sudah siapkan (IPO) ini tahun lalu. Jadi lagi ditunggu dan sudah dalam tahap finalisasi, tentu banyak detail-detail yang perlu disesuaikan,” kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman, Selasa, 8 November 2022 lalu.

PGE adalah salah satu anak usaha Pertamina yang mengelola pemanfaatan energi panas bumi yang berdiri pada 12 Desember 2006. Meski begitu, Pertamina telah menjalankan aktivitas geotermal sejak 1974. 

Saat ini PGE memiliki dua entitas anak usaha yaitu PT Geothermal Energy Seulawah dan Pertamina Geothermal Energy Lawu. Total terdapat 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 mega watt. 

Enam di antaranya sudah beroperasi dan dikelola sendiri dengan mengoperasikan 21 pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berkapasitas 672 mega watt. Keenam wilayah kerja tersebut antara lain Kamojang, Sibayak (Sumatera Utara), Ulebelu, Lahendong, Lumut Balai (Sumatera Selatan), dan Karaha (Jawa Barat).

Kamojang merupakan PLTP tertua yang sudah dieksplorasi Pertamina sejak 1974 yang berada di WKP Kamojang-Darajat, Jawa Barat. Terdapat lima unit PLTP yang beroperasi secara komersial sejak 1983 dengan total kapasitas terpasang sebesar 235 mega watt. Potensi pengurangan emisi dari PLTP ini mencapai 1,22 juta TCO2 per tahun.

Energi panas bumi memiliki karakteristik ramah terhadap lingkungan, bahkan sepenuhnya bebas dari emisi. Tidak ada karbon yang dihasilkan untuk produksi sehingga tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.

PGE tercatat berkontribusi sebesar 82% kapasitas energi pasar bumi terpasang di Indonesia. PGE juga telah memasok listrik lebih dari 2 juta rumah di Indonesia. 

Saat ini valuasi PGE ditaksir mencapai US$2,2 miliar atau setara Rp34,4 triliun (kurs Rp15.640 per dolar AS). Dalam IPO, PGE disebutkan bakal melepas 25% dari modal ditempatkan dan disetor ke publik. Total dana yang dihimpun diperkirakan mencapai Rp8 triliun.

Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengatakan bahwa, pihaknya terus mendorong penyelesaian proses IPO. Pemerintah menargetkan, IPO bisa berjalan pada tahun ini. 

IPO ini dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi kinerja sekaligus meraup dana tambahan dari investor pasar modal. “IPO PGE penting karena Indonesia membutuhkan dana yang besar untuk mengembangkan energi baru terbarukan,” kata Pahala.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...