Profil Stasiun Manggarai, Berusia Seabad Hingga Tuai Kritik Warga

Amelia Yesidora
24 Februari 2023, 14:56
Stasiun Manggarai, KRL Commuter Line, kereta api, KAI
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Penumpang KRL Commuter Line memadati stasiun saat transit di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5).
PENAMBAHAN 31 PENGUMPAN DI STASIUN MANGGARAI
Stasiun Manggarai. (ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.)
 

Stasiun Manggarai Dimanfaatkan Jepang

Pendudukan Jepang juga turut mewarnai sejarah stasiun ini. Sejak menduduki Indonesia pada 1942, Bengkel Manggarai digunakan untuk kebutuhan tentara Negeri Sakura. Kala itu, pemimpin bengkel ini adalah seorang perwira bernama Kinoshita didampingi wakilnya, Harada.

Jepang pun membuka sekolah calon tukang atau teknisi bernama Shookooin Yoseiko. Sekolah ini  untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada pertengahan 1943.

Setiap murid wajib mengikuti pelatihan selama enam bulan dan mengikuti kegiatan barisan pemuda alias Seinendan. Anggota Seinendan Bengkel Manggarai ini berkisar 400 hingga 450 orang, dipimpin oleh Komandan Djatmika. 

Pada masa ini, Bengkel Manggarai sempat membuat lokomotif yang dipimpin ahli dari Jepang dan dilakukan oleh pegawai Indonesia. Dalam catatan KAI, mesin yang digunakan berasal dari mesin diesel pabrikan Mercedes.

Lokomotif tersebut sempat digunakan untuk ujicoba dari Manggarai ke Tanah Abang dengan hasil memuaskan. Akhirnya uji coba diperluas dengan trayek Manggarai-Bogor. 

Namun, datangnya Sekutu ke Indonesia pada 1943 membuat Jepang memindahkan beberapa bagian Bengkel Manggarai dan mesin-mesinnya ke beberapa daerah. Bagian instrumen dan perkakas dipindah ke bekas pabrik es di Pegangsaan Timur, sebagian bubutan dipindah ke Kalipasir.

Sementara itu, bagian kereta dipindahkan ke bangunan pabrik gula di Arjawinangun, Cirebon. Lalu, sebuah los lengkap dari bagian kereta dipindahkan ke Nagreg, Bandung. 

KEPADATAN PENUMPANG TRANSIT DI STASIUN MANGGARAI
Kepadatan Penumpang Transit di Stasiun Manggarai. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.)

Saksi Bisu Pemindahan Ibu Kota Sementara

Tidak hanya stasiun yang dipindahkan kala kedatangan Sekutu, begitu pula ibu kota negara. Pada akhir 1945, Belanda ingin kembali menjajah Indonesia dengan membonceng tentara Sekutu, NICA. Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan menjadi tidak aman karena adanya teror dari pasukan lawan.

Akhirnya, Soekarno dan Mohammad Hatta memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Yogyakarta. Perjalanan ini harus dilakukan secara diam-diam, tanpa diketahui NICA. Karena itu, perjalanan mereka menggunakan ular besi dengan gerbong khusus yang kemudian dikenal dengan Kereta Luar Biasa. Perjalanan ini dimulai dari Stasiun Manggarai.

Kereta tidak langsung mengular ke Yogyakarta, melainkan ke Stasiun Cikini lebih dahulu. Ular besi ini berhenti di dekat rumah Presiden Soekarno, untuk kemudian Hatta dan sejumlah menteri masuk ke gerbong. Dalam kereta ini juga ada dua mobil kepresidenan; Buick 7-seat dan De Soto. 

Dalam penjelasan sejarawan Rushdy Hoesein pada media detikcom, kereta ini berjalan dengan lambat menuju Yogyakarta. Setelah melewati Stasiun Jatinegara, kecepatan kereta mulai bertambah. Lampu kereta yang awalnya dimatikan, baru hidup ketika kereta melalui Stasiun Bekasi.

Rombongan kenegaraan sampai di Stasiun Tugu, Yogyakarta, pada 4 Januari 1946. Pagi itu, Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paku Alam VII, dan rakyat Yogyakarta menyambut rombongan tersebut. Rombongan pun bertolak ke istana Sri Paku Alam, Pura Pakualaman. 

Kini, Stasiun Manggarai tercatat sebagai bangunan cagar budaya di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Status ini berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 011/M/1999, dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tahun 1993. 

Dengan keputusan tersebut, Stasiun Manggarai tidak boleh dibongkar dan diubah menjadi bangunan berarsitektur lain. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...