Profil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Kena OTT KPK Terkait Suap
Wali Kota Bandung Yana Mulyana tengah mendekam di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diduga menerima suap terkait Bandung Smart City. Politisi yang akrab disapa Kang Yana ini sebelumnya bekerja sebagai pengusaha properti.
KPK telah menetapkan Yana dan lima orang lainnya sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pengadaan kamera pengawas (CCTV) dan layanan internet untuk Bandung Smart City. Penetapan tersangka ini menyusul operasi tangkap tangan (OTT) pada Jumat lalu (14/4).
Dalam OTT tersebut, lembaga antirasuah mengamankan barang bukti dengan total Rp 924,6 juta. Terdiri dari uang dalam rupiah, dolar Singapura, dolar Amerika Serikat, ringgit Malaysia, yen Jepang, dan baht Thailand. Selain itu, terdapat sepatu mewah merek Louis Vuitton.
Diluncurkan pada 2018, Bandung Smart City merupakan proyek untuk menerapkan digitalisasi layanan pemerintah. Mulai dari laporan masyarakat hingga informasi stok darah.
Saat meluncurkan Bandung Smart City, Yana masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota. Politisi berusia 58 tahun itu mulai menjabat sebagai Wali Kota pada April 2022. Ia menggantikan Oded Muhammad Danial, yang meninggal pada Desember 2021.
Profil Yana Mulyana
Yana Mulyana memulai karier politiknya bersama Oded. Keduanya merupakan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
Mereka memenangkan pemilihan tersebut dengan 50,1% pangsa suara. Partai pengusungnya terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Partai Gerindra telah mencabut keanggotaan Yana menyusul penahanannya oleh KPK. Namun, partai berlambang burung garuda itu menegaskan politisi kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu bukan kadernya.
Sebelum terjun ke politik, Yana mebangun kariernya dengan berbisnis. Pada 1987, Yana melanjutkan proses perizinan untuk mendirikan Rase FM. Radio ini mengudara pada 1988 dan menjangkau Bandung dan wilayah sekitarnya.
Aktif Berorganisasi
Selain bisnis media, Yana juga berbisnis properti. Bisnis ini mengantarkannya untuk memimpin dewan pengurus daerah dari asosiasi pebisnis properti Real Estat Indonesia (REI) di Jawa Barat.
Selain REI, Yana juga aktif dalam organisasi pengusaha lainnya. Ia sempat menjabat sebagai ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat dan sekretaris dewan pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat.
Di luar asosiasi pengusaha, Yana pernah memimpin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Bandung dan Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan TNI-Polri Indonesia (GM-FKPPI).
Yana ikut serta dalam GM-FKPPI karena ayahnya, Soepardjo, merupakan tentara angkatan darat dengan pangkat terakhir letnan jenderal. Soepardjo pernah terlibat dalam perang kemerdekaan di Jawa Barat antara 1945 dan 1947 dan Peristiwa Madiun 1948.