Profil G7, Klub Negara Maju Warisan Perang Dingin
Ketegangan AS vs Tiongkok
Ketegangan yang berlangsung saat ini terpusat di antara AS dan Tiongkok, meskipun keduanya merupakan mitra perdagangan terbesar masing-masing. Namun, Uni Eropa dan Prancis yang merupakan sekutu AS telah menunjukkan tanda-tanda melunak ke Tiongkok. Ini terefleksikan dalam komunike KTT G7 di Jepang kemarin.
“Inti pesan yang ingin kami sampaikan dalam (pertemuan) G7 kali ini adalah posisi Eropa yang melihat Tiongkok sebagai mitra, melengkapi kami, dan merupakan rival sistemis, semuanya terlihat dalam bahasa G7,” kata seorang pejabat kantor Presiden Prancis kepada Reuters pada Senin (22/5).
Di luar isu-isu geopolitik, negara-negara G7 telah mencoba berpartisipasi dalam mendorong inisiatif-insiatif global seperti penanganan HIV/AIDS dan perubahan iklim.
Antara 1998 dan 2014, klub negara-negara ini sempat beranggotakan delapan negara setelah Rusia bergabung. Namun, para negara anggota sebelumnya mengeluarkan Rusia dari klub sebagai respons terhadap pendudukan Crimea, Ukraina, pada 2014.
Penyusutan Dominasi Ekonomi
Dominasi ekonomi G7 telah menyusut seiring dengan pertumbuhan negara-negara berkembang. Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), misalnya, negara-negara G7 mewakili kira-kira setengah dari produk domestik bruto (PDB) dunia pada 1980, setelah mempertimbangkan perbedaan biaya hidup.
Namun, porsi negara-negara G7 dalam PDB dunia diperkirakan menyusut ke 29,89% pada 2023. Tren penyusutan ini diproyeksikan akan terus berlanjut bahkan hingga ke 27,77% pada 2028.
Sedangkan negara-negara berkembang Asia diperkirakan menyumbangkan 33,58% terhadap PDB dunia pada 2023. Kontras dengan G7, porsi negara-negara berkembang Asia dalam PDB dunia diperkirakan akan terus tumbuh hingga 36,33% pada 2028.
CFR menulis, banyak analis yang percaya bahwa pengaruh dan prestise dari Kelompok 20 (G20) telah melampaui G7. G20 merupakan forum antarpemerintah yang terdiri dari 19 negara termasuk Indonesia dan Uni Eropa.
“Negara berkembang seperti Brasil, Tiongkok, India, Meksiko, dan Afrika Selatan, yang ketidakhadirannya dalam G7 sering dicatat, semuanya masuk ke G20,” tulis lembaga riset yang berbasis di New York, AS, itu.