Profil Bank Jago, Peringkat 3 Bank Terbaik Indonesia Versi Forbes
Perjalanan Bank Artos memasuki babak baru ketika melantai di bursa saham pada 2016. Bank dengan kode saham ARTO ini menawarkan 1,19 miliar lembar saham dengan nilai kapitalisasi pasar hingga Rp 157,63 miliar saat itu.
Pada 2019, bankir veteran Jeffry Ng dan investor Patrick Waluyo mengakuisisi 51% saham Bank Artos lewat perusahaan yang mereka pimpin masing-masing. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia dan Wealth Track Technology Limited. Keduanya kemudian menjadi pemegang saham pengendali.
Akuisisi Bank Artos tidak berhenti di Jeffry dan Patrick. Pada 2020, raksasa teknologi Gojek lewat PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) mengakuisisi kira-kira 22,16% saham bank tersebut. Pengambilalihan saham ini menandai integrasi antara Bank Artos dan layanan dompet elektronik Gopay.
Transformasi digital
Bank Artos mulai berubah menjadi Bank Jago secara resmi pada 2020, seiring dengan transformasi digital yang ditempuh. Seiring dengan perubahan ini, bank tersebut menggeser kantor pusatnya ke ibu kota.
Transformasi digital ini bermuara ke peluncuran aplikasi seluler Jago pada 2021 yang memfasilitasi pengelolaan keuangan untuk para nasabahnya. Selain dengan Gopay, Bank Jago juga menjalin kemitraan dengan perusahaan investasi rintisan PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit).
Hingga triwulan pertama 2023, Bank Jago telah melayani kira-kira 7,5 juta nasabah. Ini menandai pertumbuhan dua kali lipat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Dengan komitmen untuk terus berinovasi, memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada, serta memperluas kolaborasi dengan ekosistem yang baru, kami berhasil menjangkau lebih banyak nasabah untuk menggunakan Aplikasi Jago,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam siaran pers yang terbit pada April 2023.