Rekam Jejak TBS Energi Utama Sebelum Luncurkan Bisnis Motor Listrik

Amelia Yesidora
26 Juni 2023, 12:13
CoFounder sekaligus CEO Gojek Kevin Aluwi (kedua dari kiri) dan Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk Pandu Patria Sjahrir (kedua dari kanan) menandatangani komitmen kerja sama dalam membentuk usaha patungan atau Joint Venture (JV) bernama Electrum
Gojek
CoFounder sekaligus CEO Gojek Kevin Aluwi (kedua dari kiri) dan Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk Pandu Patria Sjahrir (kedua dari kanan) menandatangani komitmen kerja sama dalam membentuk usaha patungan atau Joint Venture (JV) bernama Electrum di Jakarta pada Kamis (18/11/2021),

Usaha patungan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Electrum resmi memulai pembangunan pabrik motor listrik pada Jumat lalu (23/6). Peletakan batu pertama alias groundbreaking pabrik berlangsung di Zona E Kawasan Greenland International Industrial Center atau GIIC, Cikarang, Jawa Barat.

Electrum baru meluncur pada 2021. Perusahaan ini bergerak di bidang energi baru terbarukan alias EBT dan motor listrik. TOBA bekerja sama dengan GOTO untuk memperluas akses kendaraan listrik melalui mitra pengemudi Gojek.

Selain Electrum, TBS Energi UTama juga mengembangkan bisnis energi terbarukan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro di Lampung. Kapasitas pembangkit ini mencapai 6 megawatt. 

Namun, bila dilihat ke belakang, TOBA sudah lama dikenal sebagai pemain bisnis tambang. Selain tambang dan motor listrik, TBS Energi Utama bergerak di dua pilar bisnis lain, yakni ketenagalistrikan dan perkebunan. 

Groundbreaking pabrik motor listrik Electrum
Groundbreaking pabrik motor listrik Electrum (Katadata/Lenny Septiani)

Empat Pilar Bisnis Utama TOBA

Awalnya, perusahaan berdiri dengan nama PT Buana Persada Gemilang pada Agustus 2007. Tiga tahun kemudian, baru berganti nama menjadi PT Toba Bara Sejahtera. Dari sanalah perusahaan memulai bisnis bidang batu bara. 

Sektor ini menghasilkan sekitar 14 juta ton cadangan batu bara dengan produksi tiga hingga empat juta ton per tahunnya. Dari laman resmi perusahaan, area konsesi batubara ini terhampar seluas 7.087 hektare di Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Tambang TOBA tersebut diusahakan tiga anak usaha: Adimitra Baratama Nusantara, Indomining, dan Trisensa Mineral Utama. Anak perusahaan lain, Adimitra Baratama Niaga, yang bertugas mengurus  perdagangan hasil bumi itu.

Bisnis perkebunan kelapa sawit baru muncul pada 2013, saat TOBA mengakuisisi PT Perkebunan Kaltim Utama I. Dari laman resmi perusahaan, langkah ini diambil sebagai resolusi masalah lahan tumpang tindih. Perusahaan itu punya izin usaha budidaya perkebunan komoditas kelapa sawit dengan periode 30 tahun. 

Selain menanami kelapa sawit, TOBA juga membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit sejak 2016. Per akhir 2022, nilai produksi lahan ini sebesar kurang lebih 11 ribu ton tandan buah segar per tahun dengan area tertanami seluas 2.738 hektare. 

Gojek dan TBS Energi Utama membentuk usaha patungan Electrum
Gojek dan TBS Energi Utama membentuk usaha patungan Electrum (Gojek)

Babak Baru Perusahaan Energi Terintegrasi

Pada 2016 perusahaan beralih ke skema perusahaan energi terintegrasi. Untuk itu, TOBA meresmikan anak perusahaan Gorontalo Listrik Perdana pada Juli 2016 dan Minahasa Cahaya Lestari pada April 2017. Keduanya adalah PLTU berjenis coal-fired power plant alias pembangkit listrik yang diperoleh dari hasil pembakaran batu bara.

Power purchase agreement alias perjanjian pembelian tenaga listrik Gorontalo Listrik perdana berlaku selama 25 tahun. Dengan biaya proyek US$ 224 juta, TBS memiliki porsi proyek 60%, PT Toba Sejahtra 20%, dan Shanghai Electric Power Construction alias SEPC 20%. Hingga kuartal III 2022, total listrik yang dihasilkan Gorontalo Listrik perdana senilai 296 gigawatt jam alias GWh. 

Sama seperti Gorontalo Listrik Perdana, PPA Minahasa Cahaya Lestari berlaku selama 25 tahun. Dengan biaya proyek senilai US$ 209 juta, TOBA memiliki porsi 90%. Sisa 10%-nya berasal dari Sinohydro Corporation Limited. Hingga kuartal III 2022, ada 317 GWh listrik yang dihasilkan PLTU ini.  

Sidang kasus Haris Azhar dan Fatia
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (ANTARA FOTO/Fauzan/nym.)

Keterkaitan dengan Luhut Binsar Pandjaitan

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, kerap diklaim sebagai pemilik TOBA. Dalam penelusuran Katadata.co.id, Luhut memang sempat memegang 99,99% saham PT Toba Sejahtra dan menjadi komisaris utama perusahaan ini.

Namun sejak 2017, porsi kepemilikan Luhut di PT Toba Sejahtra menciut hingga 9,9% saja. Dalam kaitannya dengan TBS Energi Utama, PT Toba Sejahtra memiliki 9,9% saham perusahaan. 

Purnawirawan TNI tersebut juga mengklaim dirinya telah menyerahkan posisi tinggi tersebut sejak masuk ke dalam kabinet Presiden Joko Widodo. Klaim tersebut ia sampaikan saat persidangan nama baik Haris Azhar dan Fatia Maulidyanti di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

"Sejak di pemerintahan, saya mengundurkan diri dari semua kegiatan perusahaan dan saya serahkan pada CEO-nya," kata Luhut pada Kamis (8/6).

Di sisi lain, ia masih memiliki saham PT Toba Sejahtera. "Lah iya itu uang saya, masa saya enggak pegang?" katanya, dilansir dari CNN. 

Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...