Profil JPMorgan, Raksasa Perusahaan Keuangan yang PHK 40 Bankirnya
Perusahaan jasa keuangan JPMorgan Chase & Co memutus hubungan kerja 40 staf yang mengurus perbankan investasi di Amerika Serikat. Perusahaan multinasional yang bermarkas di New York, AS, ini merupakan bank terbesar di dunia dari segi kapitalisasi pasar.
Reuters melaporkan pada Jumat (23/6), seorang narasumber yang mengetahui masalahnya telah mengonfirmasi pemutusan hubungan kerja alias PHK tersebut. Keputusan ini sejalan dengan peringatan dari presiden perusahaan, Daniel Pinto, pada Mei 2023. Ketika itu ia mengatakan pendapatan dari perbankan investasi dan perdagangan diperkirakan akan turun masing-masing 15% pada triwulan kedua 2023.
Narasumber tersebut menyebut, pengurangan staf merupakan langkah yang wajar di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini. Namun, JPMorgan masih melakukan rekrutmen eksekutif dan bankir di bidang-bidang penting.
PHK di JPMorgan terjadi di tengah pasar yang lesu selama berbulan-bulan. Kelesuan tersebut telah menekan pembentukan kesepakatan bisnis di wilayah pusat keuangan Wall Street dan mendorong bank-bank untuk memecat ribuan karyawannya.
Kompetitornya, seperti Goldman Sachs Group, Morgan Stanley, dan Citigroup, juga telah memberhentikan sejumlah bankir investasi alias investment bankers seiring dengan ketidakpastian yang membebani aktivitas ekonomi.
Berawal dari Perusahaan Air di Kota New York
Menurut situsnya, sejarah JPMorgan mengakar ke Manhattan Company. Perusahaan yang berdiri pada 1799 ini awalnya bertujuan untuk menyediakan air bersih ke penduduk Kota New York yang tengah tumbuh. Khususnya di Lower Manahattan, bagian paling selatan dari wilayah wilayah tersebut.
Arah bisnisnya berubah setelah muncul ketentuan dalam piagam Manhattan Company. Di dalamnya tertulis, perusahaan dapat menggunakan kelebihan modalnya untuk bisnis perbankan.
Dalam lima bulan, perusahaan membuka Bank of the Manhattan Company. Ini merupakan bank komersial kedua di Kota New York setelah Bank New York.
Salah satu cikal bakal JPMorgan Chase & Co yang sekarang adalah Chase Manhattan Bank. Bank ini terbentuk setelah Bank of the Manhattan Company membeli Chase National Bank pada 1955.
Selain Chase Manhattan Bank, Drexel, Morgan & Co juga menjadi salah satu perusahaan yang membentuk JPMorgan Chase & Co. Perusahaan perbankan pedagang alias merchant banking itu berdiri pada 1871 dan berganti nama menjadi JPMorgan & Co pada 1895.
Pada 1996, Chase Manhattan Bank, JP Morgan & Co, Bank One, dan sejumlah bank besar AS melakukan merger untuk membentuk JPMorgan Chase & Co yang sekarang.
“Perusahaan dibangun di atas fondasi dari lebih dari 1.200 institusi pendahulu yang telah bersatu selama bertahun-tahun untuk membentuk perusahaan saat ini,” tulis JPMorgan Chase & Co pada situs webnya.
Menjadi Raksasa Finansial Dunia
JPMorgan Chase & Co telah menjadi perusahaan jasa keuangan yang mengelola aset lebih dari US$ 2,6 triliun di seluruh dunia. Perusahaan dengan kode saham JPM ini mengeklaim sebagai perusahaan terdepan dalam perbankan investasi, perbankan komersial, pemrosesan transaksi keuangan, pengelolaan aset, dan layanan keuangan untuk nasabah dan bisnis kecil.
Saat ini, raksasa keuangan global tersebut telah beroperasi di lebih dari 60 negara dan mempekerjakan lebih dari 240 ribu karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia, operasinya dimulai dari Chase Manhattan Bank pada 1968.
Menurut situs informasi keuangan Wealth Professional, JPMorgan Chase & Co merupakan bank terbesar di dunia dari segi kapitalisasi pasar. Hingga Maret 2023, kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 374,15 miliar. Kemudian disusul oleh Bank of America dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC).