Profil Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina Tersandung Korupsi LNG

Mela Syaharani
20 September 2023, 13:16
Mantan Direktur Utama Karen Agustiawan.
Arief Kamaludin | Katadata
Mantan Direktur Utama Karen Agustiawan.

Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) pada 2011-2021.

"Menetapkan serta mengumumkan tersangka GKK alias KA selaku Direktur Utama PT Pertamina (Persero) tahun 2009-2014," kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri dikutip dari Antara, Selasa (19/9).

Karen akan menjalani penahanan selama 20 hari di Rutan KPK guna kepentingan penyidikan. Penahanan ini terhitung sejak 19 September 2023 sampai 8 Oktober mendatang.

KPK menduga kasus korupsi tersebut mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar US$ 140 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. 

Karen Agustiawan
Mantan Direktur Utama Karen Agustiawan. (Arief Kamaludin | Katadata)

Karier Karen Agustiawan

Galaila Karen Kardinah atau yang dikenal sebagai Karen Agustiawan merupakan perempuan kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958. Dia merupakan putri dari seorang delegasi pertama Indonesia untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mantan Presiden Biofarma bernama Sumiyatno.

Karen menikah dengan Herman Agustiawan, mantan pegawai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang kini bekerja di Dewan Energi Nasional. Bersama Herman, Karen dikaruniai tiga orang anak laki-laki.

Perempuan berusia 64 tahun tersebut lulus sarjana Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1983. Setelah menamatkan pendidikan di ITB, Karen meniti kariernya dalam bidang energi, minyak, dan gas.

Awalnya, dia bekerja sebagai analis dan programmer pemetaan sistem eksplorasi pada perusahaan Mobil Oil Indonesia pada 1984 sampai 1986. Masih di perusahaan yang sama, Karen kemudian berpindah posisi pada bagian seismic processor dan quality controller. Saat memegang peran ini, ia terlibat beberapa proyek seismik, mulai dari Rokan, Sumatra Utara, hingga blok migas di Madura.

Puas dengan kinerja Karen, Mobil Oil lalu menempatkan dirinya pada kantor pusat yang berada di Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS). Ia saat itu menjadi seismic processor serta seismic interpreter pada beberapa proyek internasional yang berjalan pada 1989 hingga 1992.

Setelah itu, melansir dari KompasTV, Karen kembali menjadi bagian Mobil Oil Indonesia. Dia menduduki kursi pimpinan proyek eksplorasi yang menggarap seluruh aplikasi studi geologi dan geofisika (G&G) serta infrastruktur hingga 1996.

Hengkang dari Mobil Oil Indonesia, Karen berpindah kerja pada CGG Petrosystem Indonesia. Dia menjabat sebagai produk G&G dan penerapan manajemen data.

Tirto.id menulis, Karen juga pernah menjadi bagian dari Landmark Concurrent Solusi Indonesia menjadi business development manager pada 1998 hingga 2002. Usai empat tahun bekerja di sana, Karen memutuskan untuk pindah ke Halliburton Indonesia sebagai commercial manager for consulting and project management dari 2002 sampai 2006.

Perjalanan karier Karen lalu berlabuh di Pertamina pada 2006. Berdasarkan catatan Tempo, Karen kala itu menjabat sebagai staf ahli bisnis hulu untuk Direktur Utama PT Pertamina Ari Soemarno.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...