Profil dan Kekayaan Edward Hiariej yang Terjerat Suap dan Gratifikasi

Image title
10 November 2023, 17:43
gratifikasi
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU
Ilustrasi, Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej mengikuti rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi. 

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyatakan penetapan status tersangka sejak dua pekan lalu. Selain Eddy, KPK menetapkan tiga orang lainnya sebagai tersangka. "Empat tersangka, dari pihak tiga penerima, pemberi satu," kata Alex di Gedung KPK, Kamis (9/11).

Kasus ini bermula dari laporan Indonesia Police Watch (IPW) ke KPK atas dugaan Eddy menerima gratifikasi sebesar Rp 7 miliar pada 14 Maret 2023. Berselang sepekan setelah laporan tersebut, Wamenkumham mendatangi gedung KPK untuk mengklarifikasi. Ia datang bersama asisten pribadinya, yakni Yogi Ari Rukmana, dan advokat Yosie Andika Mulyadi. 

Kasus gratifikasi terkait permintaan bantuan dari PT Citra Lampia Mandiri terkait konsultasi hukum perkara yang tengah dihadapi perusahaan nikel asal Luwu Timur tersebut. Dalam laporannya ke KPK, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menyertakan empat bukti pengiriman dana, serta bukti percakapan antara dua orang yang terafiliasi dengan Edward.

Untuk mengenal lebih jauh siapa Edward, berikut ini profilnya, terkait pendidikan, karier, serta kekayaan yang dimilikinya berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Pendidikan dan Karier Edward Hiariej

Edward Hiariej lahir di Ambon pada 10 April 1973, dan menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada 1993. Gelar Sarjana Hukum ia raih pada 1998, dan kemudian dirinya memutuskan untuk berkarier di dunia akademis dengan menjadi dosen di almamaternya mulai 1999 hingga saat ini.

Konsekuensi memutuskan untuk berkarier di dunia akademik membuatnya harus menempuh pendidikan lebih tinggi, yakni ke jenjang magister atau strata dua (S2). Edward menempuh pendidikan S2 di FH UGM.

Tak berhenti di jenjang S2, ia melanjutkan studi doktoral pada 2007, masih di universitas yang sama, dan lulus tahun 2009. Edward tercatat mengantongi rekor lulus jenjang doktoral dalam waktu dua tahun 20 hari.

Prestasi akademiknya tergolong moncer, dimana ia berhasil meraih gelar tertinggi di bidang akademis, yakni sebagai Guru Besar dengan gelar Profesor dalam usia yang terbilang muda, 37 tahun.

Selama menjadi dosen di FH UGM, ia sempat menduduki beberapa jabatan strategis di lingkungan kampus, yakni menjadi Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UGM selama 2002-2007, dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum UGM selama tiga tahun, yakni pada periode 2017-2020.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...