Sejarah Boten-Vientiane, Kereta Cepat Pertama di ASEAN

Mela Syaharani
4 Oktober 2023, 10:36
Kereta Cepat Boten-Vientiane yang menghubungkan Laos dan Cina.
Antaranews.com
Kereta Cepat Boten-Vientiane yang menghubungkan Laos dan Cina.

Dilansir dari BBC Indonesia, dari pinjaman Bank Exim ini Cina menanggung US$ 2,48 miliar (70%) dan Laos US$ 1,06 miliar (30%). Begitu pula pada pembiayaan yang berasal dari ekuitas, Cina bertanggung jawab membayar US$ 1,63 miliar (70%) sedangkan Laos sejumlah US$ 0,73 miliar (30%).

Pada rute sepanjang 414 km, kereta tersebut melewati 75 terowongan dan 167 jembatan di atas rel tunggal. Kereta bertenaga listrik ini memiliki bobot seberat 3 ribu ton dan dapat membawa penumpang dalam kecepatan 160 km per jam.

Namun, ketika difungsikan sebagai kereta barang, kecepatannya hanya mencapai 120 km per jam. Dalam perjalanan dari Boten menuju Vientiane, penumpang akan melewati sebanyak puluhan stasiun. 

Menurut laman ASEAN Briefing, adanya keberadaan Kereta Boten-Vientiane ini membuat Laos berkembang. Dari negara yang terkurung daratan dengan tingkat industrialisasi paling rendah di ASEAN, menjadi negara penghubung yang terhubung dengan wilayah yang lebih luas.

Sebelum adanya Kereta Boten-Vientiane, Laos hanya memiliki jalur kereta api sepanjang empat kilometer. Melalui peningkatan konektivitas, negara ini dapat memfasilitasi lebih banyak perdagangan antar provinsi, negara tetangga di Asia Tenggara, begitu juga dengan Cina. 

Rute Kereta Boten-Vientiane nantinya akan diperpanjang hingga pemberhentian terakhir di wilayah Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, Tiongkok. Pembangunannya bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi asing dan wisatawan serta penurunan biaya logistik dari Vientiane menuju Kunming hingga 40% hingga 50%.

INFOGRAFIK - Pilih Whoosh atau Argo Parahyangan ke Bandung?
INFOGRAFIK - Pilih Whoosh atau Argo Parahyangan ke Bandung? (Katadata/Amosella)

Apa Bedanya dengan Whoosh?

Meski Whoosh dan Boten-Vientiane merupakan proyek buatan Cina, namun dua kereta ini memiliki beberapa perbedaan. Dikutip dari berbagai pemberitaan, berikut perbedaan kedua kereta tersebut.

Pertama, dari segi kecepatan kereta. Whoosh memiliki kecepatan mencapai 350 km per jam sedangkan Boten-Vientiane hanya 160 km per jam. Melansir dari CNBC Indonesia, jika mengacu pada standar International Union of Railway (UIC), Kereta Boten-Vientiane masuk kategori kereta semi cepat, sedangkan Whoosh kereta cepat.

Kedua, perihal penggunaan teknologi. Keduanya memang menggunakan teknologi EMU, tapi berbeda spesifikasi. Whoosh dengan CR400AF yang dikembangkan oleh CNR Changchun Railway Vehicle dan diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang. 

Ketiga, perbedaan jarak tempuh. Boten-Vientiane memiliki jarak sejauh 414 km yang ditempuh dalam waktu empat jam, sedangkan Whoosh dengan jarak 142,3 km ditempuh dengan 45 menit saja.

Keempat, jumlah kereta. Rangkaian Whoosh berjumlah delapan  kereta, sedangkan Boten-Vientiane mencapai sembilan kereta. 

Kelima, sistem rel. Pada Boten-Vientiane, kereta ini menggunakan sistem rel jalur tunggal, sedangkan  Whoosh menggunakan sistem rel jalur ganda.

Keenam, fungsi kereta. Jika Whoosh digunakan sepenuhnya untuk mengangkut penumpang saja, berbeda dengan Boten-Vientiane. Sebab kereta ini juga berfungsi untuk mengangkut barang.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...