Garuda Pakai HEPA Filter & Tes Kru Kabin Demi Cegah Corona di Pesawat

Image title
26 November 2020, 11:05
Garuda Indonesia, covid-19, corona, pandemi corona, pandemi, jakarta, gerakan 3M
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kedua kanan) berfoto bersama kru usai meluncurkan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (1/10/2020). Irfan mengatakan Garuda indonesia menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah Covid-19.

Pandemi corona telah memukul bisnis Garuda Indonesia. Pasalnya, banyak orang tak lagi merasa aman untuk bepergian menggunakan pesawat.

Hal itu sesuai dengan riset internal Garuda Indonesia yang menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya ingin menggunakan pesawat, tetapi menahan diri karena alasan keamanan dan kenyamanan. Dengan kondisi tersebut, Garuda Indonesia berusaha memperketat protokol kesehatan agar penumpang merasa lebih aman.  

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan salah satu implementasi protokol kesehatan yaitu pemasangan HEPA filter di seluruh pesawat Garuda Indonesia dan Citilink. Dengan alat tersebut, sirkulasi udara di pesawat menjadi lebih bersih karena disaring setiap 2-3 menit sekali. 

“Dengan Hepa filter, sirkulasi udaranya menjadi vertikal dan alat tersebut bisa mematikan kuman-kuman dan bakteri,” ujar Irfan dalam acara "Industri Penerbangan Bisa Bernapas Lagi" yang diselenggarakan Katadata Indonesia pada Kamis (26/11).

Selain itu, Garuda Indonesia selalu disinfeksi seluruh pesawatnya setiap selesai penerbangan. Kemudian, seluruh awak kabin yang akan bertugas harus melaksanakan rapid test terlebih dahulu untuk memastikan kesehatan mereka. 

“Dipastikan rapid test-nya non-reaktif sebelum naik ke pesawat, dan kalau reaktif kami ganti dengan awak kabin yang lain," kata dia. 

(Penyumbang Bahan: Ivan Jonathan Irawan)

Garuda Indonesia juga menerapkan protokol jaga jarak. Untuk kelas ekonomi, kursi tengah dari tiap baris dikosongkan. Sedangkan kelas bisnis hanya boleh di isi satu orang dari dua kursi dalam satu baris. Namun, penerapan jaga jarak tidak dilakukan jika penumpang merupakan satu keluarga dengan alamat yang sama.

Untuk para penumpang, maskapai pelat merah itu mewajibkan penggunaan masker selama di pesawat. Pihaknya tak akan segan menegur penumpang yang tidak menggunakan masker.

"Kadang ada penumpang yang tidak terima waktu kami ingatkan pakai masker. Namun, awak kabin kami tetap ngotot ingatkan karena pakai masker itu kan bukan untuk si pemakai masker saja, tetapi untuk yang lain juga,” ujar Irfan. 

Konsekuensi dari kebijakan tersebut yaitu tidak adanya layanan makanan agar penumpang tidak membuka maskernya. Selain itu, layanan bahan bacaan berupa koran atau majalah juga ditiadakan agar tidak terjadi penularan virus corona antar penumpang. 

Dengan seluruh protokol tersebut, Irfan berharap masyarakat bisa merasa aman dan kembali menggunakan maskapai Garuda Indonesia untuk  bepergian. Sehingga bisnis perusahaan dapat pulih kembali.

Pasalnya, bisnis maskapai penerbangan itu terpuruk sejak pandemi. Perusahaan biasanya bisa mengoperasikan sekitar 500 pesawat setiap hari. Namun, saat ini hanya bisa mengoperasikan 20-30 pesawat per hari.

"Membangun persepsi positif menjadi yang paling utama untuk membuat masyarakat kembali menggunakan jasa penerbangan," ujarnya. Garuda Indonesia pun menjadi satu dari 20 maskapai penerbangan dengan protokol Kesehatan terbaik dunia versi Safe Travel Barometer

 

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...