Rugi Rp 11 Triliun, Pertamina Harap Pemerintah Bayar Utang

Image title
26 Agustus 2020, 16:53
pertamina, utang, subsidi
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, logo Pertamina. Pertamina mencatat rugi hingga Rp 11 triliun pada semester I 2020 karena penurunan demand, selisih kurs, dan anjloknya harga minyak mentah.

Pertamina mencatat rugi hingga Rp 11 triliun pada semester I 2020. BUMN itu pun berharap pemerintah bisa membayar utang untuk meringankan beban perusahaan.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan kerugian yang terjadi pada semester I 2020 disebabkan oleh triple shock. Hal itu terdiri dari penurunan permintaan, selisih kurs, dan turunnya harga minyak mentah dunia.

Advertisement

Menurut dia, kondisi krisis kali ini berbeda dengan krisis keuangan sebelumnya. Pasalnya, permintaan migas dan produk turunnya anjlok cukup tajam.

Pada krisis sebelumnya, kinerja keuangan perusahaan biasanya hanya dipengaruhi oleh selisih kurs dan harga minyak."Tapi ini demand yang terdampak signifikan. Ini lebih berat dari financial crisis sebelumnya," ujar Emma dalam Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI pada Rabu (26/8).

Selain permintaan yang turun tajam, Emma menyebut selisih kurs juga berdampak signifikan bagi kinerja keuangan Pertamina. Apalagi, pembukuan keuangan Pertamina menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Sedangkan piutang  Pertamina ke pemerintah dalam mata uang rupiah. Piutang tersebut pun belum dilunasi oleh pemerintah hingga saat ini.

"Dampaknya cukup signifikan terhadap piutang kami ke pemerintah karena itu dalam rupiah. Piutang kami berupa kompensasi Rp 96 triliun dan piutang susbidi Rp 13 triliun, itu merepresentasikan 60% rugi kurs translasi kami," kata Emma.

Jika pemerintah membayar utang tersebut, Emma meyebut, Pertamina bisa menekan rugi kurs translasi. "Ini magnitude-nya besar, karena kami lakukan hedging di market pun tida ada flow-nya. Ini menimbulkan rugi 30-40%," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement