PLN Bakal Konversi Satu Juta Kompor Elpiji Jadi Kompor Induksi Listrik
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berupaya meningkatkan konsumsi listrik masyarakat. Salah satu upayanya dengan mengonversi kompor elpiji menjadi kompor induksi listrik.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pihaknya akan mendorong masyarakat untuk segera beralih dari kompor gas menggunakan kompor induksi. Apalagi, konsumsi listrik berkaitan erat dengan kemajuan perekonomian.
"Kami akan konversi besar-besaran dari LPG ke induksi. Mudah-mudahan dalam beberapa waktu yang akan datang kami launching inisiatif untuk konversi satu juta kompor elpiji ke induksi," kata Zulkifli dalam "Webinar Kesiapan Kita Memasyarakatkan Kompor Induksi", Jumat (4/9).
Untuk menyukseskan proyek tersebut, PLN telah memulai progam kampung listrik yang memperkenalkan kompor induksi ke beberapa kampung di Indonesia. Adapun dua kampung yang telah menikmati kompor induksi itu di antaranya Kampung Hijau Kemuning di Tangerang sebanyak 112 set kompor induksi, dan Kampung Batu Ampar di Jakarta Timur sebanyak 120 kompor.
"Kami bermimpi dan berharap di masa datang akan lebih banyak kampung-kampung yang gunakan kompor dengan energi bersih dan ramah lingkungan di daerahnya agar tercipta udara yang sehat," ujarnya.
Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), asumsi yang digunakan dalam efisiensi energi kompor induksi mencapai 84%. Sedangkan efisiensi kompor gas hanya sebesar 40%.
Dengan begitu, biaya pemakaian kompor induksi lebih murah. Jika biaya untuk memasak 10 liter air menggunakan kompor gas elpiji sebesar Rp. 2.055, maka biaya untuk kompor induksi hanya Rp. 1.426.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi mengatakan pemerintah bakal fokus menggenjot wilayah-wilayah yang tak dilalui jaringan gas atau jargas untuk dapat menggunakan kompor induksi. PLN dan pemerintah daerah pun bakal bekerja sama memasarkan kompor induksi.
Pasalnya, penggunaan kompor induksi dapat memangkas impor dan subsidi elpiji 3 kilogram yang selama ini membebani keuangan negara. "Efisiensi di biaya bahan bakarnya dan sangat mendukung mengurangi subsisidi elpiji yang mencapai puluhan triliun rupiah," ujar Hendra.