IHSG Sesi I Naik Tipis 0,3% di Tengah Penurunan Bursa Saham Asia
Indeks harga saham gabungan pada sesi pertama perdagangan Rabu (1/4) ditutup menguat 0,36% di level 4.555,34. IHSG dibuka turun 0,61% di level 4.510,88, tapi sempat naik hingga 1,94% di level 4.627,41.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus telah memprediksi terjadi volatitas pada pergerakan indeks. "Baik kenaikkan maupun penurunan, keduanya memiliki potensi yang sama," ujar Nico dalam risetnya Rabu (1/4).
Menurutnya, sentimen mengenai penyebaran virus corona masih memengaruhi pasar. Apalagi, terdapat potensi korban lebih banyak di Amerika Serikat.
(Baca: BI Jaga Rupiah Tak Capai Skenario Berat Corona Rp 17.500 per Dolar AS)
Meski begitu, paket stimulus Jepang dan data perekonomian Tiongkok dinilai dapat menjadi obat kuat perdagangan hari ini. Data menunjukkan aktivitas ekonomi negara itu mulai bangkit setelah sebelumnya terpukul.
"Tentu hal ini menandakan bahwa perekonomian China kembali tumbuh meskipun permintaan dari luar masih melemah," kata Nico.
Pada perdagangan sesi pertama ini, ada 3,25 miliar unit saham yang ditransaksikan dengan nilai yang mencapai Rp 3,55 triliun. Penguatan yang mulai terbatas ini, membuat ada 187 saham yang ditutup menguat, 173 saham ditutup di zona merah, dan 139 saham yang stagnan.
(Baca: Sri Mulyani: Skenario Terburuk Dampak Corona, Ekonomi RI Minus 0,4%)
Sektor saham yang pada perdagangan sesi pertama ini menguat signifikan adalah industri dasar sebesar 4,2%. Harga saham PT Barito Pacific Tbk atau BRPT menjadi melesat hingga 16,55% di Rp 845. Lalu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk juga mencatatkan kenaikan harga saham mencapai 7,62% Rp 5.650.
Kenaikan IHSG terjadi di tengah penurunan bursa saham utama Asia. Hingga pukul 13.00 WIB, Nikkei 225 Index di Jepang turun 3,55%, Hang Seng Index 2,26%, Strait Times Index 0,28, dan Kospi 1,51%.