Volume Penjualan Merosot, Harga Saham Dua Emiten Semen Anjlok
Dua perusahaan semen besar yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengalami penurunan harga saham yang tajam dari akhir Juli hingga 11 September 2019. Masing-masing harga saham produsen semen tersebut turun 5,4% dan 9,3%.
Terkoreksinya harga saham disinyalir akibat melemahnya penjualan semen nasional pada Agustus 2019. Volume konsumsi semen domestik pada bulan Agustus turun 2,2% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 6,4 juta ton. Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya, penurunan tersebut berlawanan dari perkiraan rebound setelah volume penjualan semester 1 yang lemah.
"Kami menduga bahwa adanya hari besar di bulan Agustus membuat hari kerja menjadi lebih sedikit dan berdampak pada konsumsi semen," dikutip dari Laporan Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Jumat (13/9).
(Baca: IHSG Diprediksi Naik, Saham Konstruksi dan Semen Masuk Rekomendasi)
Ada pun konsumsi semen konsumsi domestik secara kumulatif Januari-Agustus 2019 hanya mencapai 42,2 juta ton atau turun 1,8% year on year. Sedangkan volume penjualan domestik Semen Indonesia di bulan Agustus sebesar 2,5 juta ton atau turun 5,1% dibanding periode yang sama tahun lalu. Begitu pula volume penjualan Januari-Agustus 2019 sebesar 16 juta ton atau turun 5,6% secara tahunan.
Meski begitu, ia menyarankan untuk membeli saham SMGR, karena memiliki keunggulan kompetitif dalam bentuk kapasitas terpasang yang besar dan pabrik yang lebih tersebar luas.
Penurunan juga terjadi pada penjualan domestik Indocement pada Agustus 2019 yang turun 6,1% menjadi 1,5 juta ton pada Agustus lalu. Secara kumulatif, volume penjualan perseroan pada Januari-Agustus juga turun 1,9% menjadi 11 juta ton.
(Baca: Lapor ke KPPU, Politisi Gerindra Sebut Semen Tiongkok Mainkan Harga)
Selain itu, volume penjualan domestik PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) pada Agustus turun 3,6% year on year. Sementara volume kumulatif Januari-Agustus 2019 turun 2,6% year on year. Hariyanto juga mengatakan Mirae saat ini mengkaji perkiraan volume konsumsi semen 2019.
"Karena kami percaya bahwa angka realisasi kemungkinan akan berada di bawah ekspektasi sebelumnya," ujar Hariyanto.