Direstui Pemegang Saham, Merdeka Copper Gold akan Segera Tambah Modal
PT Merdeka Copper Gold Tbk. (kode emiten MDKA) berencana untuk menambah modal perusahaan melalui rights issue (dan private placement tahun ini. Penerbitan saham baru ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan untuk keperluan belanja modal dan modal kerja.
Aksi korporasi ini telah mendapatkan restu dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Senin (11/3) di The Westin Hotel, Jakarta. Dengan persetujuan tersebut, Merdeka Copper Gold memiliki tenggat waktu untuk melaksanakan rights issue hingga setahun ke depan, sedangkan tenggat waktu private placement dalam dua tahun.
"Penerbitan saham baru ini merupakan upaya manajemen untuk terus memperkuat bisnis perseroan," ujar Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Tri Boewono yang ditemui usai RUPSLB.
(Baca: Progres Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Mendekati Target)
Dia menambahkan, penerbitan saham baru ini merupakan langkah strategis perseroan guna mendapatkan alternatif sumber pendanaan bagi kepentingan mereka dan anak perusahaan untuk memperkuat struktur permodalannya.
Rights issue yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya berjumlah 470 juta saham baru dengan nominal Rp 100 per sahamnya. Sedangkan, untuk private placement, mereka akan menerbitkan maksimal 416 juta saham baru, atau maksimum 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Saat ini saham Merdeka Copper Gold diperdagangkan di kisaran harga Rp 3.500 per saham. Jika saham yang ditawarkan dalam aksi korporasi ini dapat terserap seluruhnya dan dijual pada harga tersebut, maka akan menambah ekuitas perusahaan berkode emiten MDKA ini secara signifikan sekitar Rp 3 triliun.
Sebagai catatan, pada akhir triwulan III 2018, MDKA juga telah melakukan penambahan modal melalui rights issue 594 juta saham baru dengan total raupan dana senilai Rp 1,33 triliun. Walaupun, PT Provident Agro Tbk. (PALM) yang bertindak sebagai standby buyer (pembeli siaga) gagal untuk menyerap seluruh saham karena seluruh saham baru yang diterbitkan ketika itu diserap seluruhnya oleh pemegang saham eksisting.
(Baca: Antam Anggarkan Belanja Modal Rp 3,3 triliun untuk Ekspansi Tahun Ini)
Tri menjelaskan, dana hasil penerbitan saham baru melalui rights issue ini rencananya akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), pembayaran kembali kewajiban keuangan, dan modal kerja perseroan dan anak usaha perseroan.
"Sedangkan dana yang diperoleh melalui penerbitan saham baru melalui private placement rencananya akan digunakan untuk belanja modal dan modal kerja perseroan dan anak usaha perseroan” kata Tri.
Bagi pemegang saham yang tidak melasanakan hak memesan efek pada rencana rights issue, saham mereka diperkirakan akan terdelusi dengan jumlah keseluruhan maksimum sebesar 10,14%. Sedangkan, setelah pelaksanaan private placement, persentase kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham akan mengalami delusi sebesar 9,09%.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Sjoekri belum bisa memperkirakan kapan waktu pelaksanaan kedua aksi korporasi tersebut. Walau telah mendapat izin dari pemegang saham, pihaknya baru bisa beranjak membuat prospektus dan persyaratan lainnya. "Jadi, saya pikir aksesnya kami buka dulu. Nanti, baru masuk ke tahap berikutnya," ujarnya.
Selain itu, dengan adanya rencana ini, Adi mengatakan belum ada pihak yang menjadi standby buyer. Mereka pun belum memiliki kriteria investor seperti apa yang diharapkan mengeksekusi private placement ini.
(Baca: Antam Buka Peluang Caplok 26% Saham Nusa Halmahera Minerals)