Ada 45 Perusahaan Antre Masuk Bursa Saham Tahun Depan
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, sudah ada 45 perusahaan yang siap melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di tahun 2019. Angka tersebut merupakan jumlah yang berada di pipeline perusahaan penjamin efek (underwriter).
"Underwriter kan punya pipeline karena mereka yang grooming, pasti mereka yang lebih tahu," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (22/11).
Seperti diketahui, manajemen BEI menargetkan ada 35 perusahaan mencatatkan namanya sebagai emiten sepanjang tahun 2019. Target tersebut sebenarnya jauh di bawah realisasi tahun 2018 ini. Hingga akhir tahun 2018 diperkirakan ada 64-65 perusahaan yang akan tercatat, dari target yang hanya 35 perusahaan.
(Baca: Rekor, Jumlah Emiten Baru BEI Tembus Angka 50 Perusahaan)
Namun, pipeline perusahaan yang ada di perusahaan tercatat saat ini, membawa sedikit angin segar andai kata terwujud. Nyoman mengatakan, belum semua perusahaan penjamin efek ditanyakan oleh tim dari BEI, sehingga bukan tidak mungkin, jumlah yang ada di pipeline lebih banyak dari 45 perusahaan.
"Yang kita tanyakan, beberapa underwiter yang aktif sesuai dengan historis yang ada di periode tahun 2018," kata Nyoman menambahkan.
Sayangnya, Nyoman belum bisa memperkirakan raihan dana yang terkumpul dari aksi korporasi-korporasi ini. Bursa masih perlu memvalidasi perusahaan-perusahaan yang ada di pipeline perusahaan penjamin efek. Untuk dapat memperkirakan raihan dana dari hasil IPO, Nyoman mengatakan perlu adanya obrolan dengan perusahaan tersebut.
"Nama-nama saya juga belum dapat, kita baru melihat jumlahnya dulu," kata Nyoman.
Bukan hanya perusahaan penjamin efek saja yang terus melakukan penjajakan untuk membawa perusahaan masuk ke dalam bursa, namun pihak BEI juga terus merangkul perusahaan-perusahaan untuk melantai di pasar modal. Untuk itu, pihak BEI banyak melakukan roadshow dan membuka kantor perwakilan untuk memudahkan para pengusaha mendapatkan informasi.
BEI juga tengah menyiapkan peluncuran papan akselerasi khusus untuk perusahaan-perusahaan rintisan (startup) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ingin go public. BEI juga akan mempermudah persyaratan pencatatan saham bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
"Kami sedang menggarap (papan) untuk UKM yang persyaratannya jauh lebih ringan dari papan utama," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam Media Gathering di Surakarta beberapa waktu yang lalu.