SMI terbitkan Obligasi Hijau Pertama di Indonesia Rp 3 triliun
PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menjadi emiten pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau Green Bond. Obligasi yang diterbitkan pada tahap I ini sebesar Rp 500 miliar, dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond senilai Rp 3 triliun.
Obligasi tahap pertama ini terbagi menjadi dua seri. Seri A memiliki nilai emisi sebesar Rp 251,5 miliar dengan tingkat bunga tetap 7,55% per tahunnnya dalam jangka waktu 3 tahun. Sedangkan Seri B memiliki nilai emisi sebesar Rp 248,5 miliar dengan tingkat bunga tetap 7,8% per tahun dengan jangka waktu 5 tahun.
(Baca: SMI Jual Obligasi Hijau untuk Danai Infrastruktur Ramah Lingkungan)
Direktur SMI Darwin Trisna Djajawinata mengatakan perseroan akan mengalokasikan dana hasil penerbitan Green Bond ini untuk membiayai proyek infrastruktur ramah lingkungan. Sektor proyek ini mencakup diantaranya energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan air bersih.
Ada enam proyek yang akan dibiayai oleh obligasi ini. Tiga proyek berhubungan dengan pembiayaan Light Rail Transit (LRT), yaitu LRT di Palembang, LRT di Jabodebek, dan pembiayaan kepada PT Inka dalam rangka pembuatan rolling stok pembuatan gerbong untuk LRT.
“Selain itu, terkait pembangkit listrik mini hydro di Sulawesi Utara dan di Sumatera Barat. Satu lagi, adalah water tratement atau pengolahan air di Cilegon, Banten,” kata Darwin saat pencatatan perdana obligasi ini Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta pada Selasa (10/7).
Direktur Utama SMI Emma Sri Martini mengatakan perusahaannya berkomitmen kuat mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) dan menaruh perhatian khusus terhadap perubahan iklim. “Salah satu tindakan konkret kami adalah dengan menerbitkan Green Bond ini,” ujarnya.
Dia mengatakan Grup Bank Dunia yang merupakan salah satu pionir Green Bond dunia dengan total nilai penerbitan lebih dari USD 11 miliar bersama dengan CICERO telah memberikan dukungan teknis kepada SMI. Dukungan ini diberikan dalam menyusun kerangka kerja Green Bond yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan standar internasional dan ASEAN.
Ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan kedua standar tersebut. Kerja sama ini berjalan di bawah program bantuan teknis terkait pasar modal dan pembiayaan infrastruktur yang lebih luas yang didukung oleh State Secretariat for Economic Affairs (SECO), Swiss, dan Global Affairs Canada (GAC), Kanada.
(Baca: Jadi Pionir Penerbit Green Sukuk di Asia, Indonesia Raup US$ 3 Miliar)
Selain Green Bond, pada kesempatan yang sama, SMI menerbitkan sukuk mudharabah berkelanjutan I dengan nilai emisi Rp 1 triliun. Sukuk ini pun dibagi menjadi dua seri. Sukuk seri A bernilai Rp 680 miliar dengan pembagian hasil atau nisbah sebesat 14,31%. Sedangkan Seri B bernilai Rp 320 miliar dengan pembagian hasil atau nisbah sebesar 6,96%.
“Penggunaan dari sukuk itu, kami mempunyai pembiayaan syariah kepada PT PLN yang digunakan untuk membangun proyek transmisi di Sumatera. Jadi ini bagian dari sindikasi kami dengan bank syariah lainnya,” ujar Direktur SMI Edwin Syahruzad.