TPS Food Tambah Modal dengan Jual Saham Rp 1,26 T untuk Bayar Utang
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk alias TPS Food berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, dan tanpa HMETD atau private placement.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, aksi korporasi ini merupakan langkah perusahaan pemegang merek makanan ringan Taro ini untuk memperbaiki neraca keuangan dan menjaga ketersediaan kas perseroan, membayar utang, serta untuk keperluan modal kerja.
Adapun TPS Food akan melaksanakan private placement terlebih dahulu, setelah itu rights issue. "Mengingat kebutuhan dana perseroan untuk memperbaiki kondisi keuangan, khususnya membayar utang-utang dan memperkuat struktur permodalan," tulis prospektif singkat perusahaan, dikutip Selasa (25/8).
Melalui skema private placement perusahaan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 6 miliar saham seri B bernominal Rp 200 per saham. Jumlah tersebut setara 55,62% dari seluruh saham berkode emiten AISA itu setelah penambahan modal.
Perusahaan mengusulkan harga pelaksanaan private placement di level Rp 210 per saham, meskipun nilai pasar wajar saham TPS Food berdasarkan penilaian kantor jasa penilai publik hanya sebesar Rp 173,58. Sehingga perusahaan berpotensi meraup dana maksimal Rp 1,26 triliun.
"Mengingat bahwa perseroan sedang dalam kondisi perbaikan keuangan, maka penetapan harga pelaksanaan private placement ini akan ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak," tulis prospektus.
PT Pangan Sejahtera Investama disebutkan akan mengambil bagian atas saham-saham baru seri B private placement. Saat ini, anak usaha PT FKS Food and Ingredients tersebut memegang saham seri B TPS Food sebanyak 32,77%.
TPS Food berencana menggunakan dana dari private placement untuk memperbaiki kondisi keuangan, khususnya membayar utang atau kewajiban finansial dan memperkuat struktur permodalan.
Ada beberapa utang yang akan dilunasi dari dana hasil private placement ini, yaitu Obligasi dan Sukuk Ijarah TPS Food I, dimana saldo terutangnya Rp 900 miliar dengan estimasi beban bunga senilai Rp 28,24 miliar. Kemudian Sukuk Ijarah TPS Food II dengan saldo terutang Rp 1,2 triliun dan estimasi beban bunga Rp 37,47 miliar.
Selain itu ada utang kepada Citibank sebesar Rp 434,89 miliar dengan estimasi beban bunga Rp 70,23 miliar, utang kepada JP Morgan sebesar Rp 333,78 miliar dan estimasi beban bunga Rp 53,9 miliar, serta utang kepada Standard Chartered sebesar Rp 93,14 miliar dan estimasi beban bunga Rp 16,57 miliar.
Setelah melakukan private placement, TPS Food berencana untuk melaksanakan penambahan modal melalui skema rights issue. Perusahaan berencana menambah modal sebanyak-banyaknya 1,5 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 200 miliar per saham atau setara 12,21% dari seluruh modal disetor.
Untuk rights issue ini, perusahaan belum menentukan harga pelaksanaannya, sehingga belum diketahui estimasi dana yang diraup oleh perusahaan dari aksi korporasi ini. Tapi, manajemen mengatakan bahwa seluruh dananya akan digunakan untuk modal kerja induk maupun anak usahanya.
Untuk melancarkan aksi korporasi ini perusahaan akan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 September 2020.