IHSG Diramal Turun, Analis Sarankan Saham Telekomunikasi dan Bank
Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak turun mengawali perdagangan Agustus pada Senin (2/8). Kinerja IHSG dipengaruhi oleh kinerja mayoritas emiten yang belum membaik seiring perlambatan ekonomi.
CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG turun dan bergerak pada rentang 6.001 dan 6.202. Pergerakan indeks akan dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi. Sementara data inflasi yang akan dirilis hari ini, diperkirakan masih terkendali.
"Kinerja emiten yang disinyalir belum akan dapat membaik dengan cepat, sehingga potensi penurunan terlihat lebih besar dibanding keinginan naik," ujar Wiliam dalam risetnya.
Meski demikian, Wiliam merekomendasikan investor untuk memantau saham emiten telekomunikasi dan perbankan, antara lain PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan juga memperkirakan indeks akan turun dalam jangka pendek, dengan area support 6.039 dan 6.008. Sedangkan area resistance akan berada di level 6.190 dan 6.130.
"Pergerakan masih minim sentimen dari data ekonomi, tetapi beberapa rilis laporan keuangan di atas ekspektasi," kata Dennies.
Beberapa saham yang menurutnya layak untuk dipantau oleh investor hari ini, yakni PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup turun 0,83% menyentuh level 6.070. Bursa saham Wall Street juga mengakhiri pekan lalu di zona merah. Indeks Dow Jones turun 0,4%, S&P500 0,51%, dan Nasdaq 0,71%.
Namun, saham berjangka AS naik pada perdagangan semalam karena investor bersiap untuk hari pertama perdagangan Agustus. Dow berjangka naik 135 poin. S&P 500 berjangka naik 0,4% dan Nasdaq 100 berjangka naik 0,35%.
Bursa saham utama AS berhasil melanjutkan tren kenaikan pada Juli, meskipun volatilitas meningkat di tengah kekhawatiran tentang penyebaran varian Delta yang dapat mempengaruhi perekonomian. Nasdaq Composite dan Dow Jones Industrial Average masing-masing naik sekitar 1,2% dan 1,3%, pada Juli, sedangkan S&P 500 naik mendekati 2,3% bulan lalu.
Kekhawatiran tentang inflasi juga mengganggu pasar saham AS. Namun, indikator inflasi utama menunjukkan tekanan harga yang lebih rendah dari yang ditakuti pada hari Jumat. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 3,5% pada Juni tahun-ke-tahun. Ini menandai percepatan inflasi yang tajam, tetapi sedikit di bawah perkiraan Dow Jones dari lonjakan 3,6%.
Selain itu, terdapat rilis produk domestik bruto kuartal kedua AS pada pekan lalu yang meningkat 6,5% secara tahunan, jauh lebih rendah dari tingkat pertumbuhan 8,4% yang diharapkan oleh Dow Jones.