Kebijakan AS Masih Beri Sentimen Negatif IHSG Awal Pekan Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak turun pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/8). Pada perdagangan terakhirnya, Jumat (20/8), indeks komposit ditutup naik 0,64% menyentuh level 6.030.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, rentang penguatan IHSG jangka pendek akan tertahan pada hari ini, sehingga, IHSG berpotensi melemah.
Ia mengatakan, pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh kekhawatiran akan tapering off alias kebijakan pelonggaran kuantitatif bank sentral Amerika Serikat (AS) dengan mengurangi nilai pembelian aset. Jika terjadi, aliran modal akan keluar dari negara berkembang.
"Sentimen lain, dari perkembangan terkait kasus Covid-19, terutama kasus harian di Amerika Serikat yang kembali naik signifikan," kata Dennies dalam riset tertulisnya.
Berdasarkan analisisnya secara teknikal, area support IHSG hari ini ada di level antara 5.968 dan 5.907. Sementara itu, area resistance indeks dipatok pada level 6.091 dan 6.060.
Dennies merekomendasikan saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) untuk beli namun bersifat spekulatif. Pasalnya indikator teknikal tunjukan sinyal beli tapi sentimen negatif.
CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, hari ini rentang gerak IHSG terlihat masih akan berada dalam fase konsolidasi dengan potensi tekanan cukup besar. Area pergerakan indeks ada di level 5.872 dan 6.123.
Potensi tekanan pada indeks hari ini, salah satunya disebabkan kondisi perlambatan perekonomian yang masih menjadi tantangan. Selain itu fluktuatif harga komoditas dan nilai tukar rupiah belum memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG.
"Sehingga pergerakan fluktuatif pada rentang konsolidasi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," kata William dalam riset tertulisnya.
Ada beberapa saham yang menurut William hari ini masuk dalam menunya. Seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).