Penerbitan Obligasi 2021 Diprediksi Capai Rp 110 T, Berikut Faktornya

Andi M. Arief
16 Desember 2021, 19:21
Obligasi
KATADATA
saham_obligasi

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan nilai penerbitan obligasi bisa mencapai Rp 110 triliun - Rp 120 triliun sampai akhir tahun ini. 

Hingga November 2021, nilai penerbitan surat utang telah mencapai Rp 98,14 triliun. Adapun, bulan dengan nilai penerbitan surat utang tertinggi sejauh ini terjadi pada September 2021 senilai Rp 16,42 triliun. 

"Kami prediksikan penerbitan surat utang bisa mencapai Rp 109,9 triliun, angka optimis Rp 133 triliun, (tapi) ini agak jauh untuk dicapai. Lebih dekat ke Rp 110 triliun atau Rp 120 triliun yang paling realistis untuk penerbitan sampai akhir 2021 ini", kata Direktur Pemeringkatan Pefindo Hendro Utomo dalam Media Forum Pefindo, Kamis (16/12). 

Bulan Desember 2021 diperkirakan akan menjadi penerbitan paling besar, dipicu kebijakan pengurangan stimulus ekonomi atau tapering off oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Seperti diketahui, The Fed akan secara perlahan menghentikan pembelian surat utang dari negara-negara berkembang. Hal ini dilakukan untuk menaikkan suku bunga acuan di AS untuk memperbaiki kondisi deflasi di sana. 

Oleh karena itu, Bank Indonesia diprediksi akan turut meningkatkan suku bunga acuan dari posisi saat ini di level 3,5% ke kisaran 4%. Dengan kata lain, kupon yang ditawarkan dalam surat utang negara akan lebih menarik. 

"Biasanya, perusahaan akan ingin cepat menerbitkan surat utang sebelum (kupon) surat utangnya naik (akibat peningkatan suku bunga acuan). Di awal 2022 akan cukup marak surat utang korporasi untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga tersebut," kata Hendro.

Hingga 30 November 2021, Pefindo memiliki mandat pemeringkatan surat utang dari 29 perusahaan senilai Rp 42 triliun. Jumlah perusahaan terbanyak datang dari sektor properti sebanyak 4 perusahaan, sedangkan sektor konstruksi, pembangkit tenaga listrik, dan multifinance masing-masing menyumbang 3 perusahaan. 

Secara nilai, nilai mandat surat utang dari sektor pembiayaan mencapai Rp 7,3 triliun. Sementara itu, sektor pertambangan dan konstruksi memiliki nilai mandat masing-masing senilai Rp 6 triliun dan Rp 5,82 triliun. 

Dampak Omicron terhadap Penerbitan Obligasi 

Pemerintah baru saja mengumumkan masuknya varian Covid-19 baru ke dalam negeri, yakni Omicron. Penanganan varian baru ini dinilai akan menjadi kunci pertumbuhan nilai surat utang pada tahun depan. 

Kondisi penerbitan obligasi akan bergantung pada strategi penanganan penyebaran Omicron melalui pembatasan kegiatan masyarakat, seperti yang dilakukan saat varian Delta muncul. Pasalnya, hal ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi.

Hendro mengatajan, pengendalian varian Omicron akan berdampak langsung pada penerbitan surat utang dari sektor multifinance. Pasalnya, pandemi Covid-19 dinilai memiliki korelasi langsung terhadap penurunan nilai surat utang multifinance pada 2020. 

Berdasarkan data Pefindo, nilai penerbitan surat utang industri multifinance turun 45.66% secara tahunan dari realisasi 2019 senilai Rp 26,42 triliun menjadi Rp 14,35 triliun pada 2020. Hingga November 2021, surat utang dari industri multifinance telah mencapai Rp 19,89 triliun.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...