Rupiah Berpotensi Melemah Akibat Memanasnya Konflik Timur Tengah

Ringkasan
- PT Waskita Karya (WSKT) sedang mempercepat pembangunan proyek Jalan Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) Segmen 5A untuk menyambut perayaan 17 Agustus 2024, dengan progres pekerjaan saat ini telah mencapai 83,57%.
- Proyek tersebut tidak hanya akan menyederhanakan mobilitas antara IKN dan Balikpapan, mengurangi waktu tempuh perjalanan menjadi 45 menit untuk jarak 57km, tetapi juga melibatkan penggunaan berbagai inovasi dalam aspek Quality, Health, Safety and Environment (QHSE), teknik, serta digitalisasi, termasuk sistem penakar hujan otomatis, pengambilan data fotogrametri menggunakan drone, dan penerapan konsep intelligent compaction (IC).
- Waskita Karya mengerjakan 12 proyek di IKN dengan nilai kontrak total Rp 13,6 triliun, meliputi berbagai infrastruktur penting seperti jalan akses, gedung pemerintahan, instalasi pengolah air limbah, dan rumah susun untuk ASN, dengan komitmen untuk mendukung proses bisnis yang efektif, efisien, dan transparan melalui pengembangan inovasi digitalisasi.

Sejumlah analis memperkirakan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan pada hari ini. Hal ini dipicu dengan meningkatnya konflik di Timur Tengah, Pemilu di Amerika Serikat (AS), dan ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.
"Pelemahan rupiah terhadap dolar AS bisa berlanjut pada hari ini. Indeks dolar AS pagi ini berada di kisaran 104.15 yang lebih tinggi dibandingkan pergerakan pagi sebelumnya yang berada sedikit di bawah 104," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Rabu (23/10).
Dengan begitu, berbagai sentimen tersebut akan mendukung penguatan dolar AS. Sentimen ini masih seputar ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang mendorong pelaku pasar masuk ke aset safe haven seperti dolar AS.
Aset safe haven adalah aset investasi yang tetap stabil di tengah ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi global karena berbagai faktor, seperti perang, resesi, dan inflasi. Nilai aset akan tetap stabil meski harga barang pokok maupun aset berharga lain terpengaruh faktor politik, ekonomi, sosial, dan geografi di pasar global.
"Ditambah dengan ekspektasi kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden yang akan berlangsung di awal November ini," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan potensi pelemahan rupiah di kisaran Rp 15.650 per dolar AS. Dengan potensi support pada kisaran Rp 15.500 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg Rabu pagi pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 15.615 per dolar AS. Level tersebut meningkat 48,50 poin atau 0,31% dari penutupan sebelumnya.
Imbal Hasil Obligasi AS Naik
Analis komoditas dan mata uang Lukman Leong juga melihat peluang pelemahan rupiah karena penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi AS seiring dengan menurunnya ekspektasi pada pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Penguatan dolar AS juga didukung oleh perlemahan pada mata uang euro oleh prospek pemangkasan suku bunga Bank Sentral Eropa. Penguatan dolar AS juga didukung oleh situasi di Timur Yengah dan ketidakpastian menjelang Pilpres AS.
"Dengan begitu, rupiah pada hari ini akan berkisar pada level Rp 15.550 hingga Rp 15.650 per dolar AS," ujar Lukman.