IHSG Diramal Menguat ke 7.400 Akhir 2022, Meski Ekonomi Global Lesu

Patricia Yashinta Desy Abigail
12 Juli 2022, 17:56
IHSG
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Warga menunjuk indeks harga saham gabungan IHSG di Depok, Jawa Barat, Kamis (30/12/2021).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak naik ke level Rp 7.400 pada akhir tahun 2022, meski berada di tengah ancaman kenaikan inflasi dan suku bunga global seiring munculnya rezim pengetatan moneter.

Ekonomi Indonesia akan mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global karena fundamental yang baik di tengah 

Hariyanto Wijaya, Head of Research Mirae Asset Sekuritas mengatakan, perekonomian Indonesia akan mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global karena memiliki fundamental ekonomi yang masih baik. Hal itu menyebabkan pasar saham nasional tidak akan banyak terbebani oleh pasar saham Amerika Serikat (AS) yang sedang dalam tren koreksi.  

"7.400 adalah skenario dasar IHSG, di mana skenario optimistis untuk IHSG hingga akhir tahun adalah 7.800 dan skenario pesimistis adalah 6.100,” ujar Hariyanto dalam acara Media Day: July by Mirae Asset Sekuritas, Selasa (12/7).

Tim Riset Mirae Asset Sekuritas memasukkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ke daftar saham pilihan pada Juli 2022. 

Selain itu, terdapat pula PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF).

Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto menilai suku bunga bank-bank sentral di dunia akan terpacu oleh aksi bank sentral AS yaitu Federal Reserve (The Fed) yang sudah menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali. Sepanjang tahun, The Fed sudah menaikkan FFR sebanyak 150 basis poin (bps).

“Tahun ini, kami memprediksi suku bunga FFR akan dinaikkan hingga 3,4%, sejalan dengan prediksi pelaku pasar global," katanya.

Selain itu, Rully juga memprediksi akan ada resesi di AS sebagai dampak dari pengetatan moneternya tahun ini. Di Indonesia, perekonomiannya masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap menilai, tren laju inflasi serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah. Tekanan rupiah tersebut, tuturnya, tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.

“Faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran US$ 300/ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa,” ujarnya.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...