Orang Terkaya Ketiga di RI Jual Saham Bayan Resources Rp 45,3 Miliar
Konglomerat Dato’ Low Tuck Kwong melepas sebagian kepemilikan sahamnya di emiten tambang batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) senilai Rp 45,3 miliar pada periode 3 sampai 7 Oktober 2022.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Low Tuck Kwong tercatat menjual sebanyak 1,51 miliar saham dengan harga Rp 30.000 per saham. Dari divestasi tersebut, kepemilikan sahamnya di BYAN berkurang menjadi 60,95% atau sebanyak 2,031 miliar saham dari sebelumnya 60,99%yang setara 2,033 miliar saham.
Dalam waktu dekat ini, emiten bersandi BYAN ini juga akan melaksanakan pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:10. Manajemen BYAN mengatakan, tujuan aksi korporasi ini meningkatkan likuiditas saham perseroan dengan melakukan penambahan jumlah saham yang beredar melalui stock split. Guna memuluskan rencana aksi korporasi ini, manajemen Bayan Resources akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 17 November 2022 mendatang.
"Perseroan bermaksud akan melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:10, sehingga 1 saham lama akan menjadi 10 saham baru," ucap manajemen BYAN, dikutip Selasa (11/10/2022).
Dengan rencana tersebut, jumlah saham BYAN akan berubah. Dari 3,33 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, menjadi 33,3 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham.
Menurut data Forbes Real Time Billionaires, Low Tuck Kwong adalah orang terkaya nomor tiga di Indonesia dengan harta kekayaan US$ 9 miliar atau sekitar Rp 138 triliun. Angka tersebut membuat Low Tuck Kwong orang terkaya nomor 198 di dunia hari ini, Selasa (11/10).
Dikenal sebagai raja batu bara, Low Tuck Kwong, pria kelahiran Singapura ini adalah pendiri perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia, Bayan Resources.
Low juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan di negara kelahirannya, Singapura, yaitu Singapura Metis Energy (sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources) dan memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric.
Saat ini, ia sedang mendukung SEAX Global, yang sedang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
Sebelum menjadi salah satu pengendali batu bara terbesar, Low Tuck Kwong menghabiskan masa mudanya dengan bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura. Kemudian ia pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik.
Di Indonesia, Low Tuck Kwong berkembang pesat sebagai kontraktor bangunan. Namun setelah membeli tambang pertamanya pada tahun 1997, Low Tuck Kwong seperti mendapatkan jackpot dan memulai kerajaanya.