IHSG Sesi 1 Ditutup Naik 0,04% Jelang Pengumuman Suku Bunga BI
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,04% ke level Rp 7,017 pada perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis (17/11). Kenaikan terjadi menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG - BI) yang akan membahas pergerakan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada paruh pertama perdagangan, nilai transaksi saham hari ini tercatat Rp 5,84 triliun dengan volume perdagangan 14,50 miliar saham dan frekuensi sebanyak 762.955 kali.
Tercatat, sebanyak 290 saham terkoreksi, 211 saham dalam zona hijau, dan 192 saham tak bergerak pada perdagangan hari ini.
Berbeda dengan gerak pasar modal nasional, mayoritas bursa Asia hari ini malah berada dalam zona merah. Nikkei 225 turun 0,37%, Hang Seng turun 2,05%, dan Shanghai Composite turun 0,74%. Sedangkan Strait Times naik 0,45%.
Investment Analyst PT Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani memperkirakan, suku bunga acuan akan naik sekitar 25 Bps. Hal itu berpotensi dilakukan untuk menjaga kesenjangan suku bunga acuan Indonesia dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve.
"Kalau melihat konsensus hari ini, suku bunga diprediksi masih akan naik sekitar 25 Bps. Ini sentimen yang sebenernya baik karena dapat kembali menjaga interest rate gap antara BI 7DRRR) dengan Fed Rate," ujar Hendriko kepada Katadata.co.id, Kamis (17/11).
Menurut dia, saat ini, suku bunga acuan Indonesia dan AS terlalu dekat, yakni sebesar 75 Bps. Terlebih, ada potensi AS akan kembali menaikkan suku bunganya pada Desember 2022, sebesar 50 Bps.
"Artinya, kalo BI tidak menaikkan suku bunga, gap (suku bunga acuan) antara Indonesia dan AS tinggal tersisa 25 Bps, dan ini bisa memicu terjadinya foreign outflow (aliran dana asing keluar) kembali dan tidak baik bagi nilai tukar rupiah," jelasnya.
Dia menambahkan, sejak awal November, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak konsolidasi di kisaran 6960 - 7110. Dia mengamati, investor masih melihat dan menunggu atau wait and see terhadap kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah dan BI.
"Saya rasa, jika terjadi kenaikan suku bunga hari ini, investor akan lebih optimis dengan ekonomi Indonesia dan memberikan sentimen positif ke IHSG," tegasnya.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, rasio pembayaran utang atau Debt to Service Ratio (DSR) tier-1 Indonesia mengalami penyusutan pada akhir kuartal ketiga 2022. Penyusutan DSR tier-1 tersebut mengindikasikan pengelolaan utang Indonesia kian membaik.
“Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), DSR tier-1 Kuartal III-2022 tercatat sebesar 16,9% atau turun dari kuartal sebelumnya yang tercatat 17,92%. Penurunan DSR tier-1 Kuartal III-2022 ini disebabkan penurunan porsi seluruh Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. Adapun ULN hingga akhir Kuartal III-2022 tercatat sebesar US$394,6 miliar atau turun US$9 miliar,” ujar Ratih dalam risetnya.
Kendati dalam zona hijau, mayoritas sektor bursa Tanah Air berada dalam zona merah. Dipimpin oleh sektor energi dasar yang turun hingga 1,08%.
Dari sektor energi dasar yang mengalami penurunan ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang turun 3,45% atau 70 poin menjadi Rp 1,960 per saham. Selanjutnya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang turun 1,02% atau 100 poin menjadi Rp 9,725 per lembar. Terakhir PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang turun 2,41% atau 175 poin menjadi Rp 7,100 per lembar.
Sektor saham lain yang mengalami penurunan adalah sektor industri turun 0,07%, sektor properti turun 0,56%, sektor non primer turun 0,67%, sektor kesehatan 0,68%, sektor energi 0,93% dan sektor teknologi turun 0,23%.
Sedangkan sektor saham yang mengalami kenaikan ada sektor keuangan naik 0,79%, sektor primer naik 0,63%, sektor transportasi naik 0,06%, dan sektor infrastruktur 0,06%.