Lock Up Dibuka, GOTO Tak Lanjut Penawaran Sekunder ke Investor Pra IPO
Manajemen emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), memutuskan tidak melanjutkan rencana penawaran sekunder (secondary offering) terkoordinasi kepada para pemegang saham pra-IPO GOTO melalui pasar negosiasi.
Sedianya, upaya ini dilakukan manajemen guna meredam penurunan harga saham yang lebih dalam setelah periode penguncian saham (lock-up) saham dibuka mulai hari ini, Kamis (1/12).
"Perseroan menyampaikan bahwa pemegang saham pra-IPO yang mempertimbangkan rencana transaksi tersebut, pada saat ini telah memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana penawaran sekunder terkoordinasi," kata Sekretaris Perusahaan GOTO, R.A Koesoemohadiani, dalam penjelasannya di laman Bursa Efek Indonesia, dikutip Kamis (1/12).
Manajemen GOTO menjelaskan, seiring dengan dibukanya periode penguncian saham bagi investor lama perusahaan, maka, sejak 1 Desember 2022, seluruh saham seri A, di luar saham treasuri, yang telah dikeluarkan oleh perseroan sejumlah 1.123.527.533.886 saham seri A akan dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Nilai tersebut mewakili sekitar 95% dari total modal dasar ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun, setelah periode penguncian saham dibuka, free float publik GOTO menjadi sebesar sekitar 64% dari seluruh saham yang merupakan total saham modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Free float publik tersebut juga termasuk di dalamnya saham seri A yang dimiliki oleh pemegang saham kurang dari 5% dari seluruh saham perseroan; seluruh saham yang bukan dimiliki oleh anggota dewan komisaris atau direksi perseroan,
Kemudian, seluruh saham yang bukan dimiliki oleh pemegang saham dengan hak suara multipel dan afiliasi dari perseroan; saham yang bukan bagian dari saham treasuri hasil pembelian kembali oleh perseroan; dan saham yang akan dikonversi menjadi saham scripless.
Kinerja saham GOTO juga terus menunjukkan tren pelemahan. Pada Rabu kemarin di hari terakhir periode lock-up, harga saham emiten hasil merger Gojek dan Tokopedia ini mentok batas bawah dengan pelemahan 6,79%. Dalam enam bulan terakhir, sahamnya anjlok 51,91% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 178,84 triliun.