Investor Pasar Modal Tembus 10,3 Juta di Akhir 2022
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di pasar modal mencapai 10,3 juta Single Investor Identification (SID) hingga 28 Desember 2022. Jumlah tersebut meningkat 37,5% dari akhir tahun 2021 yang sebelumnya berjumlah 7,49 juta investor.
Jumlah tersebut terdiri dari investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI. Rinciannya, 4,44 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya, 9,59 juta investor memiliki aset reksa dana dan 830 ribu investor memiliki aset SBN.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo juga mengatakan pertumbuhan jumlah investor di wilayah timur mengalami kenaikan hingga 40%.
“Pertumbuhan jumlah investor di wilayah timur, yaitu Papua dan Maluku mengalami pertumbuhan sekitar 40% dan menjadi pertumbuhan tertinggi dibandingkan wilayah lainnya,” ujar Uriep dalam acara konferensi pers Kamis (29/12).
Sebelumnya, Uriep menjelaskan, investor bertumbuh hingga 36,70% menjadi 10,23 juta hingga 16 Desember 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu 7,48 juta.
Dari angka tersebut, investor ritel menduduki jumlah terbanyak, yaitu 10,19 juta atau 99,63% dari jumlah seluruhnya. Sementara investor institusi berjumlah 37,89 atau 0,37% dari total keseluruhan.
Adapun Kustodian Sentral Efek Indonesia mengharapkan pertumbuhan investor 20%-30% di 2023 mendatang.
"Kami berharap mungkin sekitar 20% hingga 30%, karena banyak faktor seperti keadaan politik tahun depan baik dan Indonesia sudah terbukti memang tahan banting ya," katanya dalam media gathering KSEI di Jakarta, Jumat (23/12).
Uriep mengatakan, salah satu tolok ukur dari pencapaian di pasar modal Indonesia yaitu pertumbuhan jumlah investor. Dirinya menyatakan KSEI telah melakukan beberapa terobosan untuk mendukung pertumbuhan investor, seperti peningkatan kapasitas sistem.