Saham Perbankan Mulai Pulih Kembali
Saham-saham sektor bank hari ini mulai cerah kembali. Beberapa bank berhasil menunjukkan penguatan harga saham hingga penutupan perdagangan Rabu (17/5) di Bursa Efek Indonesia.
Seperti pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 1,4% atau 125 poin menjadi Rp 8.825 per saham. Dari pembukaan perdagangan, sahamnya melejit ke level Rp 8.775 sebagai level tertingginya pada hari ini.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 54,8 juta dengan nilai transaksi Rp 482,9 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 11.448 kali dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 1.087,9 triliun.
Selain itu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga melejit 0,2% atau 10 poin menjadi Rp 5.000 per saham dibandingkan harga penutupan perdagangan Selasa (16/5) yaitu Rp 4.990.
Pada pembukaan perdagangan, sahamnya sempat terkoreksi ke level Rp 4.980 per lembar sebagai level tertinggi. Rentang penjualan saham Bank Mandiri yaitu Rp 4.980 hingga Rp 5.075.
Tercatat volume saham yang diperdagangkan yaitu 51,7 juta dengan nilai transaksi Rp 259,6 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 8.796 kali dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 466,7 triliun.
Lalu untuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menguat 0,3% atau 25 poin menjadi Rp 8.775 per saham. Saham BNI sempat mengalami pelemahan ke level Rp 8.725.
Dalam data perdagangan, volume saham yang diperdagangkan yaitu 46,7 juta dengan nilai transaksi Rp 408,3 miliar. Lalu frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 12.113 kali dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 163,6 triliun.
Sementara saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berakhir stagnan di level Rp 5.200 per lembarnya.
Pada perdagangan Selasa kemarin, saham emiten bank kakap kompak melemah. Kejatuhan saham perbankan juga seirama dengan indeks yang menaungi sektor keuangan di bursa yakni IDXFINANCE yang turun 1,73%.
Kejatuhan saham pada sektor perbankan, juga dampak dari sentimen PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI yang data perusahaannya diduga tersebar di situs gelap atau dark web. Hal ini seiring berakhirnya masa negosiasi pada Selasa lalu dengan kelompok peretas LockBit sebagai pihak yang bertanggungjawab atas serangan siber kepada BSI sejak Senin (8/5) malam.